Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ketika Hangatnya Bakmi Anglo Cocok Berpadu dengan Teh Cong Gula Batu

8 Februari 2020   08:25 Diperbarui: 9 Februari 2020   01:00 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepiring Bakmi Anglo dengan kuah melimpah ruah, cocok disantap saat hujan. ( Dok. Wahyu Sapta).

Nah, sedangkan untuk minuman Teh Cong Gula Batu, bayangkanlah dengan kata "Wasgitel". Wangi, Sedap, Legi atau manis, dan Kental. Tehnya teh tubruk. Jika teh telah tertuang dalam gelas yang sudah diberi gula batu, maka gelas teh akan di cong lagi alias dituang kembali dengan air panas. 

Maka namanya Teh Cong Gula Batu. Karena tehnya dicong kembali saat habis, dan gulanya gula batu. Cocok dipadukan dengan Bakmi Anglo yang hangat, segar dan gurih. Manis gurih berpadu. Juga capjaynya. Tertuntaskan rasa kuliner saya. 

Teh Cong Gula Batu, saat teh telah dituang ke dalam gelas, maka akan dicong(tuang) kembali dengan air panas. Wasgitel! (Dok. Wahyu Sapta).
Teh Cong Gula Batu, saat teh telah dituang ke dalam gelas, maka akan dicong(tuang) kembali dengan air panas. Wasgitel! (Dok. Wahyu Sapta).
Baiklah. Badan menjadi hangat dan perut telah terisi. Tuntas sudah. Saya harus menggantinya dengan harga untuk Bakmi Anglo per porsi 18 ribu rupiah. Capjay bonus petai 22 ribu rupiah. Teh Cong Gula Batu 6 ribu. Tidak mahal. Sedap dan tertuntaskan rasa lapar. Recommended. 

Dan... saat saya akan membayar makanan, mbak yang memasak tadi terkekeh-kekeh. 

"Loh, ada apa mbak kok ketawa?" tanya saya. Ternyata dia tertawa pada dua kata yang tertulis di selipan kertas pesanan tadi. 

"Terimakasih, Bu Wahyu." katanya. Loh, kok dia tahu nama saya? Hahaha... Tahukah? Itu cara saya mengajak berkenalan. 

Maka iapun memperkenalkan diri. Ia bernama Mbak Indah. Dan dua kata tadi adalah: Bu Wahyu. 

Nah, kan. Membuat orang lain berbahagia dan tertawa itu mudah. Salah satunya adalah seperti cara saya. Menyelipkan nama di kertas pesanan. Ia tertawa, karena orang lain tak pernah melakukannya! 

So, see you... Happy weekend. 

Salam, 
Wahyu Sapta. 
Semarang, 8 Februari 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun