Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mengenal Beberapa Jajanan Tradisional yang Legendaris dan Tetap Dikenang

28 Juni 2019   13:48 Diperbarui: 28 Juni 2019   16:31 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klepon. (Dok. Wahyu Sapta).
Klepon. (Dok. Wahyu Sapta).
11. Hawug-hawug
Terbuat dari biji mutiara yang telah di cuci, kemudian dicampur dengan kelapa parut, gula pasir dan sedikit garam. Dibungkus dalam daun pisang, lalu dikukus hingga matang. Rasanya manis gurih, beraroma sedap dari daun pisang.

Hawug-hawug. (Dok. Wahyu Sapta).
Hawug-hawug. (Dok. Wahyu Sapta).
12. Sengkulun
Campuran tepung ketan dengan kelapa parut yang telah diberi sedikit air dan garam, juga gula pasir agar terasa manis. Lalu diletakkan dalam loyang dan dikukus hingga matang. Saat disajikan, iris sengkulun, ditaruh dalam wadah. Rasanya manis legit juga gurih oleh rasa kelapanya. Makanan ini sudah jarang ditemui.

Sengkulun. (Dok. Wahyu Sapta).
Sengkulun. (Dok. Wahyu Sapta).
13. Lepet Jagung
Dari jagung segar yang disisir kasar. Ditambah kelapa parut, gula pasir dan sedikit garam. Lalu dibungkus dengan daun jagungnya. Dikukus hingga matang. Siap disantap. Cocok untuk teman teh atau kopi di sore hari.

Lepet Jagung. (Dok. Wahyu Sapta).
Lepet Jagung. (Dok. Wahyu Sapta).
14. Cenil
Rasanya yang kenyal terbuat dari tepung tapioka. Taburan kelapa parut gurih dan gula merah cair, menambah sedap. Banyak ditemui di pasar tradisional. Biasanya dijajakan pada saat pagi hari.

Cenil. (Dok. Wahyu Sapta).
Cenil. (Dok. Wahyu Sapta).
15. Polo Pendem dan Pisang Rebus
Polo pendem berarti biji-bijian yang ada di dalam tanah. Misalnya, kacang tanah, ubi jalar, ketela. Merupakan jajanan yang terdiri dari umbi-umbian yang ada di sekitar kita. Dahulu, termasuk dalam ubo rampe syukuran acara mitoni (tujuh bulanan) atau membangun pindasi rumah. 

Dihidangkan sebagai teman tumpeng lengkap. Kemudian pisang rebus, adalah pisang kepok yang direbus.

Polo Pendem dan Pisang Rebus. (Dok. Wahyu Sapta).
Polo Pendem dan Pisang Rebus. (Dok. Wahyu Sapta).
16. Kue Satu/Koya
Kue satu atau kue koya adalah kue kering tradisional yang populer dari bubuk kacang hijau manis berwarna putih yang hancur ketika digigit. Dan kue ini manis sekali. Waktu digigit, akan lumer di mulut. Langsung berasa kenyang karena manisnya. Sudah jarang ditemui. Hanya ada di daerah tertentu saja.

Kue Satu atau Kue Koya. (Dok. Wahyu Sapta).
Kue Satu atau Kue Koya. (Dok. Wahyu Sapta).
17. Serabi
Berbahan dasar tepung beras, santan, daun pandan, garam dan gula merah. Rasa gurih serabi, akan berpadu lezat di mulut, dengan santan dan gula merah. Aroma daun pandan mendukung rasa tradisional yang lekat dengan nilai budaya. Bikin kangen!

Serabi dan kuahnya. Lezato... (Dok. Wahyu Sapta).
Serabi dan kuahnya. Lezato... (Dok. Wahyu Sapta).
18. Pertolo/Putu Mayang
Kue tradisional yang berbahan dasar tepung beras. Sejenis kue basah yang memiliki bentuk khas seperti gulungan mie. Cara menyajikannya bersama kuah santan yang gurih dengan sirup gula merah yang manis. 

Variasi tampilan warnanya bermacam-macam, hijau, merah, dan warna alami tepung. Sangat menarik dan memiliki rasa yang sangat disukai. Manis, gurih dan lezat.

Pertolo atau Putu Mayang. (Dok. Pixabay).
Pertolo atau Putu Mayang. (Dok. Pixabay).
19. Putu Bumbung
Kue putu yang saat membuatnya memakai cetakan wadah seperti tabung yang berasal dari bambu atau bumbung. Kue lezat ini terbuat dari tepung beras, dicampur dengan irisan gula merah dan kelapa, kemudian dikukus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun