Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Grand Maerakaca Menjadi Saksi Jalinan Tali Silaturahmi

23 Juni 2019   23:21 Diperbarui: 25 Juni 2019   10:00 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grand Maerakaca, terletak di Jalan Anjasmoro dekat Bandara Baru Ahmad Yani Semarang. (Dok. Wahyu Sapta).

Oya, informasi juga, jika ingin mengadakan acara, seperti acara reuni atau halalbihalal seperti ini, setiap anjungan bisa disewa atau booking tempat. Harganya tergantung lokasi. Untuk Anjungan Kota Magelang seharga 300.000 ribu rupiah. 

Anjungan Kota Magelang. Berkapasitas sekitar 50 orang. (Dok. Wahyu Sapta).
Anjungan Kota Magelang. Berkapasitas sekitar 50 orang. (Dok. Wahyu Sapta).

Dengan luas gedung kurang lebih berkapasitas 50 orang dengan duduk lesehan. Sedangkan karpet atau tikar dan fasiltas lainnya membawa sendiri. Juga tiket masuk, tetap harus membayar per orang. Harga tiketnya 10.000 rupiah. Cukup murah, bukan?

Pada hari libur banyak yang datang ke Grand Maerakaca, menikmati fasilitas yang ada. Area permainan, wisata air dan masih banyak spot-spot menarik lainnya. Apalagi saat libur sekolah seperti sekarang ini. Tumpah ruah. (Dok. Wahyu Sapta).
Pada hari libur banyak yang datang ke Grand Maerakaca, menikmati fasilitas yang ada. Area permainan, wisata air dan masih banyak spot-spot menarik lainnya. Apalagi saat libur sekolah seperti sekarang ini. Tumpah ruah. (Dok. Wahyu Sapta).

Tibalah saatnya acara, yang dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-quran oleh mas Syaiful Anam. Kemudian tausiah diberikan oleh Bapak Bisri Ruchani, dari Balai Litbang Agama Semarang. 

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-quran yang terdengar syahdu. (Dok. Wahyu Sapta).
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-quran yang terdengar syahdu. (Dok. Wahyu Sapta).

Beliau membahas, bahwa sebenarnya halalbihalal adalah sebuah tradisi yang hanya ada di Indonesia. Awal populernya kira-kira sejak tahun 1950an. Dan tradisi ini bukan hanya milik umat muslim saja, melainkan juga untuk umat non muslim. 

Dan kampung saya, berpenduduk majemuk. Meskipun mayoritas muslim, tetapi ada juga yang non muslim. Semua guyup rukun dalam suatu acara pengikat tali silaturahmi.

Kampung saya itu kampung yang nyaman dan aman. Dekat masjid, sekolah, pasar dan kampus UIN Walisongo Semarang. Saya bisa belajar banyak tentang agama, karena memiliki beberapa tetangga yang berprofesi sebagai dosen UIN.

Kemudian acara dilanjutkan doa bersama dan saling bersalam-salaman. Saling meminta maaf, siapa tahu dalam kehidupan sehari-hari selama bergaul bertetangga, ada melakukan kesalahan. Baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.

Hati yang lapang, melebarkan diri, memaafkan segala kesalahan orang lain. Lalu melapangkan dada, untuk meminta maaf kepada orang lain atas kesalahan diri sendiri. Kebahagiaan tercipta ketika kita saling memaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun