Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu, Darimu Banyak Kenangan Tak Lekang oleh Waktu

21 Desember 2018   13:16 Diperbarui: 28 Desember 2018   18:51 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Kali ini aku pulang, untuk menemui ibu untuk terakhir kalinya. Sepanjang perjalanan, kekalutan melandaku. Tapi aku berusaha untuk tegar, menerima apa yang telah terjadi.

"Tunggu aku ibu, tunggu aku, aku akan segera datang di hadapanmu," pintaku dalam hati dengan air mata tertahan hingga membuat dadaku sesak.

Sesaat tiba di rumah, di mana aku dibesarkan dulu, telah ramai orang-orang yang bertandang. Saudara, kerabat, semua terlihat sedih. "Baiklah, aku berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata, demi untukmu ibu." batinku pilu.

Tapi apa yang terjadi? Toh, air mata ini tetap tak bisa kubendung. Ia mengalir begitu saja, meski aku berusaha keras untuk membendungnya.

Ketika aku bertemu bapak, beliau bilang, "Sudah, jangan menangis, doakan saja ibu, ikhlaskan saja ibu." Aku dengan susah payah untuk membendung air mata. Sungguh, dengan susah payah. Sakit rasanya.

Demi wajah tenang dan terlihat cantik, terpancar dari ibu. Telah bersih, telah suci. Ibu meninggalkanku untuk selamanya.

"Baiklah ibu, sugeng tindak, dalem ikhlas." kataku tertunduk.

(Ibu, 24 mei 2014, di dalam ingatan, telah tenang di sisi Allah SWT. Aku sangat mencintaimu, ibu.)

***

Sosok Ibu. Selalu teringat dan tak pernah hilang dalam kenangan batin saya. Meski waktu berlalu dan banyak menghapus kenangan lain di masa lalu. Tetapi kenangan yang diberikan ibu, tak lekang oleh waktu, tak terhapus oleh segala kenangan indah lainnya.

Di saat saya mengalami patah semangat karena sesuatu, maka ibu bilang, "Janganlah kamu putus asa, apa yang ada dihadapan kamu dan kelihatan, itu adalah sesuatu yang bisa kamu kerjakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun