Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Senja Baru Saja Memberikan Pelukan

28 Agustus 2018   14:48 Diperbarui: 30 Agustus 2018   19:08 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta

"Ya Muti,"

"Bolehkah aku bersandar di bahumu?"

"Tentu saja boleh, bersandarlah. Bahu yang kumiliki memang untukmu."

"Celo...,"

"Ya Muti,"

"Bolehkah aku memelukmu hai Celo Axelaxandra suamiku?"

"Tentu saja, Mutiara Pembayun istriku. Kissnya mana, dong?"

Hening. Hanya terbentuk siluet. 

Ini mungkin adalah petunjuk keenam.

Sore baru saja menjelang. Pantai ini memancarkan sinar mentari yang sebentar lagi tenggelam. Senja baru saja memberikan pelukan. Memeluk mentari dalam dekapan erat. Berjanji esok akan datang di sisi lain belahan bumi.

Semarang, 28 Agustus 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun