Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Belum ke Pati Jika Belum Mencicipi Nasi Gandul

4 Juni 2018   16:09 Diperbarui: 4 Juni 2018   16:28 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepiring nasi gandul dengan irisan daging yang nyumi. (Foto: Wahyu Sapta).

Nasi gandul adalah makanan khas kota Pati. Nasi gandul merupakan nasi berkuah melimpah dan ditaburi dengan potongan daging empal. Berbahan daging sapi yang dimasak sedemikian rupa hingga menjadi makanan yang istimewa. Kuah berwarna coklat kemerahan. Rasanya asin manis gurih sedikit pedas, berkuah santan mirip-mirip gulai.

Mengapa dinamakan nasi gandul?

Ada beberapa versi yang menceritakan mengapa disebut nasi gandul. Konon menurut sejarah, dinamakan nasi gandul, karena nasinya gemandul atau tidak menyentuh piring.  Jadi, saat menyajikan, oleh penjualnya, piring terlebih dahulu dialasi daun pisang atau samir. Kemudian baru diberi nasi dan kuahnya. Memang nasi gandul ini berlimpah kuah dan seperti menyelam. Nasi  tidak menyentuh piring dan gemandul. Maka itu disebut nasi gandul.

Versi lain menyebutkan bahwa dahulu, saat menjajakan nasi gandul, penjualnya memakai angkring yang dipikul. Sehingga nasi gemandul dan tidak menyentuh tanah. Maka disebutlah sajian tersebut dengan nasi gandul.

Entah versi mana yang benar, yang jelas, nasi gandul memiliki rasa yang lezat.

Cara menyajikan sepiring nasi gandul juga tergolong unik. Nasi ditaruh dalam piring yang sebelumnya diberi samir. Kemudian nasi diberi kuah dan sedikit irisan daging. Karena biasanya daging yang berasal dari kuahnya sedikit sekali, maka pembeli akan meminta tambahan daging. Inilah yang unik. Cara mengiris daging empal menggunakan gunting khusus. Baru kemudian diberi kuah santan hingga nasi terendam oleh kuahnya. Hum...

Cara mengiris daging memakai gunting khusus. (Foto: Wahyu Sapta).
Cara mengiris daging memakai gunting khusus. (Foto: Wahyu Sapta).
Kuah nasi gandul berwarna coklat merah. Rasanya asin manis gurih. (Foto: Wahyu Sapta).
Kuah nasi gandul berwarna coklat merah. Rasanya asin manis gurih. (Foto: Wahyu Sapta).
Saat menikmatinya, kita bisa memakai sendok yang terbuat dari daun, yang disebut suru. Akan tetapi jika kesulitan dan masih belum terbiasa, boleh kok memakai sendok biasa. Daripada kesusahan makannya, padahal sudah lapar berat dan tidak tahan untuk segera menyantapnya. Nggak nahan deh.

Ada yang khas dari segi soal rasa. Nasi gandul Pati menggunakan kecap manis asli dari Pati yang terkenal enak itu. Kecap cap Lele! Merupakan kecap produk lokal yang melegenda. Kecap diberikan pada saat penyajian terakhir sebagai topingnya. Memberikan rasa yang khas. Juga sambal cabai rawitnya, menggunakan cabai rawit yang mengkal berwarna kuning, bukan cabai rawit pedas yang berwarna merah.

Kecap Lele khas Pati yang legendaris, pelengkap nasi gandul. (Foto: Wahyu Sapta).
Kecap Lele khas Pati yang legendaris, pelengkap nasi gandul. (Foto: Wahyu Sapta).
Berbagai sajian pengiringnya, seperti empal daging yang terdiri dari daging biasa, lidah dan jerohan. Lidah ini paling laris dan menjadi favorit. Teksturnya empuk dan enak. Maka itu jika sedikit telat saat berkunjung ke sana, lidah ini paling cepat habis. Tetapi jangan kawatir. Karena disamping daging empal, ada juga telur pindang, otak sapi goreng, perkedel, tempe yang digoreng garing. Ciri khas tempe dari menu nasi gandul adalah tempe tebal yang digoreng garing. Rasanya kres-kres jika digigit.

Pelengkap nasi gandul, adalah daging empal, tempe yang digoreng garing, perkedel, telur pindang dan otak goreng. (Foto: Wahyu Sapta).
Pelengkap nasi gandul, adalah daging empal, tempe yang digoreng garing, perkedel, telur pindang dan otak goreng. (Foto: Wahyu Sapta).
Satu porsi sudah kenyang. Akan tetapi jika belum kenyang, tak menutup kemungkinan untuk nambah. Setengah porsi boleh kok. Sama nikmatnya. Harga per porsi Rp. 5.000,- Daging empal  Rp. 15.000,- sedangkan perkedel dan tempe Rp. 2.000,- Cukup murah kan? Mengenyangkan. Dan menuntaskan rasa lapar dan selera.

Ada banyak lokasi yang bisa dituju saat berburu nasi gandul. Antara lain Halte Bus Puri Kota Pati. Di sana banyak berjajar warung yang menjajakan nasi gandul. Kita bisa memilihnya. Atau di sekitar terminal kota Pati. Juga jalan Kamandowo. Penjual nasi gandul sudah menyebar di seluruh penjuru kota Pati. Bahkan bisa juga ditemui di berbagai kota selain kota Pati, misalnya Semarang, Jakarta, Yogyakarta dan masih banyak lagi. Nasi gandul ini sudah populer dan bisa diterima di mana saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun