Perpustakaan bisa menjadi wadah yang memadai, dengan tujuan memberdayakan apresiasi sastra senantiasa mempertahakan kepribadian dan kedudukan sastra supaya tidak tersisihkan dan dipandang sebagai sisa peradapan. Buku-buku di perpustakaan bukan hanya pameran yang dipajang di etalase yang tidak bisa disentuh dan dinikmati secara langsung. Justru dengan adanya buku-buku yang bermutu di perpustakaan, dapat menjadi aset peradaban ilmu pengetahuan dan meningkatkan apresiasi sastra siswa.Â
Selain buku, pada dinding tembok bisa dipasang lukisan ataupun tulisan-tulisan sebagai cerminan apresiasi sastra. Lebih efektif lagi jika sekolah menyediakan minimal rak khusus untuk buku-buku sastra, dan dalam lingkup maksimalnya dengan membangun perpustakaan khusus untuk sastra (kebutuhan dan kegiatan apresiasi sastra).Â
Namun hal ini masih dirasa sulit untuk diwujudkan mengingat program dan anggaran dari masing-masing sekolah yang otentik. Secara tidak langsung, sastra kembali pada hakikatnya melalui apresiasi sastra yang direalisasikan melalui perpustakaan. Siswa dapat memahami dan menikmati langsung bahwa sastra itu menyenangkan.Â