Mohon tunggu...
Wahyu Aji
Wahyu Aji Mohon Tunggu... Administrasi - ya begitulah

Insan yang suka mendeskripsikan masalah dengan gaya santai

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Belajar dari Pak Jokowi untuk Menjadi Pria Sejati

14 Januari 2019   22:10 Diperbarui: 14 Januari 2019   22:23 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

            Setelah saya mengulas berbagai sifat Pak Prabowo yang patut ditiru oleh para pria sejati, alangkah tidak bijaksananya saya jika tak mengulas Pak Jokowi. Apalagi di zaman politik sekarang tak bisa asal bicara pada satu sisi saja, nanti malah dicap sebagai antek sana antek sini. Dan jika saya tidak membahas mengenai Pak Jokowi, pastinya saya akan dilabeli sebagai pendukung oposisi, padahal saya adalah penggemar Brisia Jodie.

            Sama seperti pembahasan mengenai Pak Prabowo bahwasanya diantara berbagai isu miring yang menerpa pasti ada sisi positif yang siap untuk ditimbul ke permukaan. Itulah yang semestinya kita sebagai rakyat yang mengaku beragama namun kadang barbar ataupun mengaku bersolidaritas namun kadang mudah panas haruslah melihat sisi positif. Apalagi untuk Bapak Presiden yang kita hormati.

            Daripada mengeluhkan dan membahas segala pencapaian beliau yang tuntas ataupun yang belum lunas, lebih baik kita dinginkan suasana dengan mencermati sifat sifat beliau  yang sungguh menyejukkan. Sifat yang dapat kita pelajari untuk menjadi seorang pria sejati tak hanya sebatas kuat fisik tetapi karakter ikut berkembang baik.

Pertama, tenang dalam berbagai situasi

            Acapkali sebagai rakyat Indonesia negeri damai ini kita mendapati Pak Jokowi bersikap tenang. Bahkan dalam situasi yang kita anggap berbahaya atau genting menyangkut nasib bangsa ini. Seperti kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar, isu isu hoax yang menyerang beliau ataupun masalah negara lainnya. Tetapi beliau tak lantas memberikan pernyataan berapi api penuh semangat seperti pemimpin orasi penegakan sistem khilafah, malahan justru beliau sampaikan dengan nada tenang. Raut muka santai dan alunnya melodi perkataan beliau menunjukkan ketenangan dalam menghadapi situasi yang sungguh luar biasa. Tentunya hal seperti ini patut untuk kita teladani. Apalagi sebagai pria yang mesti menanggapi setiap permasalahan hidup. Tak perlu untuk gabut dan tak karuan kemana mana, sikapi dengan tenang. Karena dalam ketenangan akan melahirkan kedamaian dan di dalam kedamaian akan melahirkan keputusan yang penuh kebijaksanaan.

Kedua, dapat bekerja dalam tekanan

            Poin kedua ini masih sangat berhubungan erat dengan poin pertama. Coba tengok bagaimana beliau menghadapi situasi negeri ini. Dimana rakyatnya yang sangat banyak terpecah menjadi dua golongan dan satu dari golongan tersebut sangat santer untuk membuat beliau turun dari jabatan. Tentunya pada waktu yang telah ditentukan. Namun beliau tetap bekerja mengemban amanah. Entah berapa kali medsos beliau diteror oleh ketidakpuasaan rakyat akan kebijakannya atau aksi aksi lainnya. Tetapi Pak Jokowi tetap bisa bekerja dan tentunya menunjukkan raut muka yang tenang. Sebagai lelaki yang berupaya menjadi pria sejati, bukanlah hal yang mudah untuk bekerja dalam tekanan. Sebagai pria, tekanan hidup dari kebutuhan keluarga hingga yang datang dari tempat kerja adalah sebuah hal yang pasti ada. Jika hal itu tak dapat diatasi dan akhirnya takluk oleh tekanan, maka sudah barang tentu kesejahteraan keluarga dirugikan. Maka tentunya patut untuk setiap pria agar bisa bekerja dalan tekanan. Dimanapun itu di wilayah Indonesia negeri penuh toleransi ini.

Ketiga, sayang keluarga

            Baru baru ini keluarga Pak Jokowi disorot. Tak seperti tahun tahun sebelumnya, keluarga Pak Jokowi makin hari makin terkenal. Disamping kelakuan anak anaknya yang selalu viral di media sosial. Dalam rutinitasnya sebagai kepala negara ternyata Pak Jokowi tidak melupakan statusnya sebagai kepala keluarga. Meski kita semua tahu dan yakin bahwa Pak Jokowi yang menjabat sebagai Presiden Indonesia ketujuh ini memiliki berbagai kesibukan, tetapi ia tak pernah melupakan keluarganya. Tak jarang kita melihat Pak Jokowi bersama istri dalam suatu acara, atau bersama cucu tercintanya ikut bersamanya. Itulah yang diajarkan Pak Jokowi kepada kita semua, khususnya para pria yang mengaku akan berkeluarga atapun sudah berkeluarga. Bahwa jangan sampai kesibukan kita diluar membuat kita lupa akan keluarga. Keluarga merupakan harta yang paling berharga, istana yang paling indah adalah keluarga, puisi yang paling bermakna adalah keluarga dan mutiara yang paling berharga adalah keluarga.

Keempat, selalu mengapresiasi setiap kerja keras

            Pak Jokowi adalah orang yang senantiasa menghargai setiap usaha orang lain. Buktinya, ia selalu memberikan hadiah sepeda kepada anak anak yang dapat menjawab pertanyaan yang beliau ajukan saat acara. Meskipun sekarang sudah tidak dilakukan lagi karena nantinya akan dianggap kampanye terselebung, jangankan menghadiahi sepeda, pose jari saja sudah dicurigai bawaslu. Nah, beliau yang sudah rajin blusukan dan merasakan bagaimana kondisi rakyat tentunya haqqul yakin mengenai usaha yang tak pernah sia sia. Oleh karenanya beliau ingin mengajarkan kepada kita semua para lelaki agar selalu menghargai setiap jerih payah seseorang. Meskipun mungkin usaha itu terlihat kecil, namun tak ada usaha yang sia sia. Seperti itulah harusnya kita bukannya saling hina setiap usaha orang. Belum tentu juga yang menghina lebih baik daripada yang dihina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun