Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Ada Musuh-musuh Pancasila itu?

21 Oktober 2017   23:24 Diperbarui: 22 Oktober 2017   00:18 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (www.wallpapersxl.com)

Jika tidak antipada kedua sistemitu buat apa rakyat Indonesia itu dimerdekakan pada tanggal 17 Agustus 1945 dahulu. Kalau dahulu kita anti kolonialisme, antipenjajahan Belanda lalu, kini kita berjinak-jinakan pula pada kapitalisme, maka apalah artinya kemerdekaan itu bagi rakyat Indonesia.

Lepas dari penjajahan Belanda lalu, kini kita berkerja sama dengan kaum kapitalisdalam rangka membangun imperialisme modernatau yang disebut juga dengan neo imperilaisme, maka sama saja kita telah mengkhianati Pancasila.

Kecenderungan kearah sana semakin lama semakin nyata maka tidaklah heran kalau kini Pancasila itu dikepung dari dua sisi. Dari satu sisi Pancasiladikepung oleh yang antiPancasila dan dari sisi lain oleh neo imperialisme. 

Pancasilahampir kehilangan pamor menghadapi dua elemenyang mengepung itu padahal, Pancasila adalah ideologiNegara. Sepertinya Negara saat ini tidak lagi berdaya melindungi rakyatnya dari kapitalismedan neo kapitalisme serta neo imperilaisme.  

Negara di mata rakyat adalah pelindungnya tetapi ketidakberdayaan Negara bisa menambah panjang daftar orang-orang yang antiPancasila.Justeru benteng terakhir Pancasila itu banyak kebijakannya tidak identikdengan Pancasila.Kata pepatah, "tongkat membawa rebah !"

Mungkin sanggahan akan datang dengan adanya premiseseperti itu karena penalaran para Pejabat Negara lagi memfokuskandiri pada Pembangunan yang harus dikejar dan dikerjakan secara intensif.

Akan tetapi Pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsipsila ke-5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan mengundang banyak masalah krusialdan dilemmatisdikemudian hari.

Justeru para Pejabat Negara itu perlu diingatkan akan hal ini.  Betapa tidak, sejengkal saja menyimpang dari prinsip-prinsiptersebut maka semakin terbukalah celah masuknya neo kapitalismedan neo imperialisme.

Ingatlah !  Neo kapitalismesekarang ini berbeda dengan kapitalismemasa lalu. Kalau kapitalismemasa lalu lebih mengutamakan penyelamatan produksidan mencari pasar.Itulah sebabnya, mengapa terjadi Perang Dunia II dahulu.

Akan tetapi neo kapitalismesekarang ini lebih mengutamakan penyelamatan kapitalatau modalsebab, produkbisa saja berganti akibat kemajuan teknologi.Jadi, pada neo imperialismeitu adalah konsekuensidari penyelamatan modal.

Kita harus sadar bahwa lembaga-lembaga keuangan internasionalsekarang ini sebagai lembaga donor(membantu modal) untuk pembangunan seperti WorldBank dan IMFmempunyai tendensikearah sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun