Dalam beberapa waktu terakhir, muncul fenomena menarik di Jawa Barat: banyak orang tua mengaku bahwa anak-anak mereka menjadi lebih tertib dan disiplin setelah mengikuti program atau kebijakan dari gubernur. Terutama anak-anak yang tinggal di lingkungan barak TNI---mereka tampak lebih teratur dan patuh dibanding anak-anak yang tinggal di rumah biasa. Bahkan, ketika gubernur datang langsung, anak-anak yang biasanya susah diatur tiba-tiba berubah jadi penurut. Apa yang sebenarnya terjadi?
1. Otoritas yang Diakui dan Dihormati
Kehadiran seorang gubernur di mata anak-anak adalah simbol kekuasaan. Sama halnya seperti seorang guru di sekolah atau komandan di militer, pemimpin daerah membawa aura otoritas. Saat anak-anak melihat gubernur secara langsung, mereka menangkap sinyal bahwa ada seseorang yang harus mereka hormati dan ikuti. Ini adalah efek psikologis yang disebut otoritas simbolik.
2. Lingkungan Mempengaruhi Karakter
Anak-anak di barak TNI tumbuh dalam suasana yang lebih disiplin. Jadwal, aturan, dan tata tertib menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak heran jika mereka terbiasa dengan keteraturan. Sebaliknya, anak-anak di rumah biasa seringkali tumbuh dalam lingkungan yang lebih bebas dan tidak terstruktur. Ini menunjukkan bahwa lingkungan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku anak.
3. Kepemimpinan yang Diteladani
Ketika gubernur hadir langsung atau membuat kebijakan yang menyentuh masyarakat, itu bukan sekadar aturan---itu contoh. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan hanya dari apa yang mereka dengar. Maka, keteladanan dari pemimpin bisa menciptakan perubahan perilaku yang nyata, meskipun hanya sementara.
4. Belum Terinternalisasi
Sayangnya, perubahan perilaku ini sering bersifat situasional. Anak-anak patuh hanya ketika figur otoritas hadir. Ini menunjukkan bahwa nilai kedisiplinan belum benar-benar meresap ke dalam diri mereka. Mereka belum sadar, hanya takut. Padahal, kunci dari pendidikan karakter adalah bagaimana anak-anak belajar bersikap benar, bahkan ketika tidak diawasi.
5. Tugas Bersama: Orang Tua, Sekolah, dan Pemerintah
Fenomena ini menyadarkan kita bahwa membentuk generasi yang tertib bukan hanya tugas pemerintah atau TNI, tapi juga tugas rumah dan sekolah. Kolaborasi antara orang tua, guru, dan pemimpin daerah menjadi penting untuk menciptakan anak-anak yang tidak hanya tertib karena takut, tapi tertib karena mengerti.