Al-Farabi dalam kitabnya Al-Tanbih Ala-Sabil Al-Sa'adah membedakan antara kenikmatan dan kebahagiaan.
Dalam kitab Al-Tanbih Ala-Sabil Al-Sa'adah Al-Farabu berkata, orang awam mendefinisikan kebagiaan (Sa'adah) adalah kenikmatan.  mendefinisikan kebahagiaan itu kenikmatan. Al-Farabi mengatakan, kenikmatan itu belum termasuk kategori kebagiaan yang sejati. Itu masih baru level awal. Boleh kita mencari kenikmatan, tetapi kita jangan sampai tertipu disitu. Contohnya seperti kita pengen makan enak, pengen istri cantik, pengen kaya. Kaya itu belum bahagia yang sejatiTetapi semua itu belum bahagia yang sejati, karena kaya bisa miskin. Makan enak itu  belum bahagia yang sejati, karena kalau kita sakit, makanan seenak apapun tidak ada gunanya.
Jadi pada intinya, nikmat itu belum bahagia. Nikmat itu sifatnya kontemporer, berubah-ubah. Sedangkan bahagia biasanya sifatnya lebih tahan lama atau lebih abadi. Jadi kenikmatan itu  hanyalah sebagai sarana menuju kebahagiaan.Â
Sumber: Rangkuman dari pengajian Filsafat yang dibawakan oleh Dr. Fahruddin Faiz di Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta, pengajian tersebut diunggah oleh Channel YouTube MJS Channel yang berjudul Ngaji Filsafat 104: Al-Farabi - Kebagiaan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI