Sebenarnya untuk pacakan lele di lesehan princes raja ini tidak berbeda dengan lele pada umumnya. Tetapi sekali lagi, menurut penilaian amatiran saya, selaku penggemar ikan ini sejak kecil, olahan lele entah goreng ataupun bakar, itu harus bersih dari kotoran. Isi yang ada di dalam kepala harus dikeluarkan. Terus gorengnya itu tidak terlalu garing dan tidak basah. Ketika daging habis, kepala itu harus bisa di makan dan harus berbunyi, "kriuk, kriuk, kriuk." Ternyata warung ini memenuhi setandar makan saya, Maknyuss!
Urusan sambal di sini, menurut saya cukup mantap! Di sediakan dua mangkuk sambal di tiap-tiap meja. Ada yang basah dan semi kering. Untuk rasanya itu perpaduan asam, manis, gurih, dan pedas membaur saling bercumgu. Mantap pokokke! Kalau kalian pecinta pedas, pakailah sambal yang semi kering, itu puedese ra jamak. Enak lagi kalau di campur keduanya, wuiih! Rasane bikin merem melek.
Bakul yang suka begadang dan senang berdagang
Nah! Hal unik selanjutnya di lesehan ini memiliki format kerja 24 jam. Istimiwir! Ketakutan saya tentang restoran 24 jam, ya harga mahal, terus jauh, dan biasanya rasanya tidak memuaskan. Di warung princes raja ini, semua ketakutan itu di babat habis! Perlu di catat, untuk jam 23.00 ke atas, sajian yang tersedia tinggal lele, tahu tempe, terong, dan lalapan lain. Karena bebek dan ayam pasti ludes. Sedangkan lele, mereka selalu memiliki stok untuk para musafir yang keleleran dan butuh belaian di waktu dini hari. Monggo beli paket!
Bermula dari Teknik mesin berat, hingga memiliki pelanggat yang banyak
Pak Yudi (pemilik warung), sebelumnya adalah orang Sleman yang merantau ke luar pulau Jawa. Ia di sana sudah memiliki kondisi yang mapan. Namun, pada suatu waktu ia memutuskan untuk ke Jogja. Kuliner inilah yang ia jadikan sasaran bisnis. Berhubung sang istri juga hobi masak. Ia menggunakan konsep nasi dan sambal ambil sepuasnya, bila makan di tempat. Ia menyadari kalau orang di sekitar warung itu mencari makan yang banyak porsinya, murah harganya, dan enak rasanya. Maka ia olah insting itu, mewujudlah lesehan princes raja ini.
"Bisnis kuliner itu tidak hanya soal cerdas masak, Mas! Tapi juga butuh teknik, berhubung aku juga orang teknik, maka strategiku ternyata ampuh!" katanya.
Secara keseluruhan saya puas! Bakul yang ramah, tempat yang nyaman, dan harga yang sangat bersahabat itu berbaning terbalik dengan kenyamanan yang ada. Mulanya saya kira harga tetap mahal, tetapi fakta lain itu berkata, "Servis heboh, harga tidak bikin tergopoh-gopoh." Ini konsep yang luar biasa. Kalau nasi ambil sendiri sih, sudah banyak. Tetapi kalau nasi ambil sepuasnya, rice cooker-nya di letakan di samping kita itulah yang luar biasa. Ambil sepuasnya dan 24 jam yang tidak mahal harganya dan lokasi yang nyaman inilah, patut kalian coba!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI