Mohon tunggu...
Vyvy Vyolita
Vyvy Vyolita Mohon Tunggu... Mahasiswa

Tentang Ekonomi Islam

Selanjutnya

Tutup

Trip

Model Pengembangan Ekosistem Halal dalam Sektor Pariwisata dan Kuliner Berbasis Ekonomi Islam

5 Oktober 2025   14:24 Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:29 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Beberapa tahun terakhir, istilah halal lifestyle atau gaya hidup halal mendapatkan perhatian yang semakin besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Konsep ini kini tidak hanya dipahami hanya dalam konteks makanan yang halal, tetapi juga meliputi berbagai aspek kehidupan seperti wisata, mode, sektor keuangan, dan gaya hidup digital. Tren ini mengindikasikan bahwa nilai-nilai Islam semakin dianggap sesuai dengan tuntutan ekonomi kontemporer yang menaruh fokus pada etika, keterbukaan, dan keberlanjutan.

Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menjadi pusat utama ekonomi halal global. Berdasarkan informasi dari Global Islamic Economy Report 2023, Indonesia menempati posisi empat teratas di dunia dalam pengembangan sektor ekonomi halal, dengan fokus utama pada industri kuliner halal, pariwisata syariah, dan finansial syariah. Peluang ini bukan hanya sekadar kesempatan ekonomi, tetapi juga merupakan bagian dari tanggung jawab moral untuk menciptakan sistem ekonomi yang adil dan berfokus pada kepentingan bersama. 

Dalam keadaan ini, pembangunan ekosistem halal di bidang pariwisata dan makanan tidak sekadar masalah sertifikasi barang atau layanan yang bersahabat dengan Muslim, melainkan juga melibatkan bagaimana segala aspek rantai nilai  yang meliputi produksi, distribusi, serta konsumsi beroperasi sesuai dengan ketentuan syariah. Oleh karena itu, penting untuk membahas model pengembangan ekosistem halal yang mampu menyatukan seluruh pihak terkait dalam satu sistem yang harmonis, adil, dan berdaya saing global.

Konsep Ekosistem Halal dan Relevansinya dengan Ekonomi Islam 

Ekosistem halal dapat diartikan sebagai jaringan yang saling terhubung di antara produsen, konsumen, lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat yang berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Dalam kerangka ini, kehalalan bukan hanya sekadar label produk, tetapi juga mencakup praktik yang bersih, etis, dan memprioritaskan keberkahan.

Dari sudut pandang ekonomi Islam, konsep halal berfokus pada prinsip maqashid syariah atau tujuan dari syariah yang mencakup perlindungan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itu, semua aktivitas ekonomi, termasuk dalam industri pariwisata dan kuliner, harus menjamin keamanan, kesehatan, dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

Menurut laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024, Indonesia menduduki posisi teratas sebagai tujuan wisata halal di seluruh dunia. Capaian ini menunjukkan bahwa negara ini memiliki daya saing yang tinggi dalam menarik wisatawan Muslim dari luar negeri. Namun, masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal, terutama dalam menggabungkan sektor pariwisata dan kuliner halal yang dapat menjadi identitas ekonomi Islam di Indonesia.

Keterkaitan Sektor Pariwisata dan Kuliner dalam Ekonomi Halal  

Sektor makanan adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman berwisata. Bagi pengunjung Muslim, ketersediaan makanan yang halal menjadi salah satu elemen penting dalam memilih tempat wisata. Di sisi lain, makanan halal dapat meningkatkan daya tarik wisata daerah karena mencerminkan keunikan budaya setempat yang disiapkan sesuai dengan kaidah syariah.

Menurut informasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tahun 2023, sektor pariwisata halal berkontribusi sekitar 5,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sementara industri makanan halal menyumbangkan lebih dari 40% pendapatan pada sektor ekonomi kreatif nasional. Angka ini menunjukkan bahwa kedua sektor ini memiliki potensi untuk menjadi landasan pengembangan ekosistem halal yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Model Pengembangan Ekosistem Halal

Model pengembangan ekosistem halal dalam ekonomi Islam melibatkan empat komponen utama, yaitu pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan syariah, dan masyarakat. 

1. Pemerintah

Pemerintah berperan sebagai pengatur, pembimbing, dan penyedia fasilitas. Kebijakan seperti Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) dan pengembangan destinasi wisata halal berbasis komunitas menjadi langkah penting untuk mendorong pelaku usaha kecil agar terlibat aktif dalam ekonomi halal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun