Mohon tunggu...
Vyatra Mey Hutagalung
Vyatra Mey Hutagalung Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Line News Digest (Menikmati Berita Melalui Sosial Media Line)

14 April 2016   22:26 Diperbarui: 14 April 2016   22:39 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://www.erickgunawan.com/public_html/erickgunawan.com/wp-content/uploads/lineat.jpg"]


[caption]Berkembangnya teknologi kini ditandai dengan munculnya berbagai media online. Munculnya media online tersebut juga memiliki dampak kepada perkembangan jurnalisme yang dikenal dengan jurnalisme online. Semula masyarakat yang lebih memilih mengkonsumsi informasi dari media cetak sebagai sumber informasipun kini beralih ke media online. Ini dikarenakan media online lebih mudah diakses dari mana saja dengan adanya bantuan dari internet maupun web. 

Akibat yang muncul dari kemudahan mengakses berita secara online tersebut kerap menjadi sorotan diberbagai kalangan. Hal ini dikarenakan jurnalisme online masih dianggap mengejar kecepatan dari pada akurasi berita yang merupakan prinsip-prinsip dasar jurnalisme. Kompas dan Tempo merupakan dua media cetak yang kini tetap menjual versi cetak mereka secara elektronik sekaligus dalam mengembangkan portal kompas.com dan tempo.co. Kedua media tersebut kini telah bertransformasi menjadi media yang mutakhir dari portal-portal berita yang telah ada. Transformasi kedua media tersebut adalah pengembangan platform multimedia yang menyatukan layanan berita verbal, audio, dan video.

Berkembangnya suatu media menjadi media yang besar baik cetak maupun online tidak lepas dari yang namanya tugas jurnalis. Jurnalisme online adalah jurnalistik yang melakukan tugas secara profesional dimana tugas tersebut adalah untuk publikasi berita online. Standar kualitas yang sama berlaku untuk jurnalisme online seperti yang di lakukan oleh wartawan biasa. 

Namun, kelebihan yang harus dimiliki oleh jurnalisme online tidak sama dengan jurnalis pada umumnya yang bekerja di media cetak. Menurut Mindy McAdams (2012), jurnalisme online lebih dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih meliputi: jurnalisme online menguasai photo mampu merecord dan mengedit berita yang dibuat, kemapuan dalam mengambil dan mengedit video, mengumpulkan data mendesain gambar (desain grafis), penggunaan program komputer, dan kemampuan desain informasi.


Beberapa media yang memiliki media online di Indonesia dan memiliki kemampuan jurnalis tersebut yaitu detik.com, Tempo.co, merdeka.com, dan masih banyak lagi lainnya. Bertahannya media online diatas membuktikan bahwa media online mampu bersaing dangan media lainnya. Media online sampai saat ini ada dan terus mengalami perkembangan dikarenakan semakin adanya inofasi yang diberikan kepada fitur yang terdapat di dalamnya dan dianggap unik. 

Fitur-fitur uniknya yang terdapat dalam media online tersebut dapat dilihat dari teknologinya yang menawarkan kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita. Berdasarkan buku Lister yang berjudul New Media: A Critical Introduction Second Edition (2009), bahwa karakteristik dari media baru yaitu digital, interaktif, hypertextual, virtual, dan simulasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa untuk dapat mempertahankan media online, seorang jurnalis harus dapat menerapkan karakteristik yang disebutkan oleh Lister kedalam medianya.

Berkembangnya jurnalisme online kini dapat kita lihat melalui perkembangan-perkembangan yang ada. Salah satunya yaitu kini kita dapat memperoleh informasi lebih cepat dari social media. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat saat ini terutama kalangan anak muda tidak lepas dari yang namanya gadget dan juga social media. Alasan tersebut menjadi ide baru bagi para pemilik media terutama media cetak yang juga sebagai pemilik media online untuk semakin berinovasi dengan menggunakan social media. 

Tidak hanya applikasi social media, aplikasi untuk situs beritapun kini banyak kita jumpai pada telepon genggang yang sudah berbasis smartphon. Situs berita online rupanya mengilhami sebagian perusahaan start up untuk memproduksi aplikasi membaca berita online. Ragam aplikasi berita online yang relatif dikenal di Indonesia antara lain Babe, Kurio, Scoop News, Flipboard, Feedly, dan News Loop (digi-journalism.or.id., 1 September 2015). Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki fungsi sebagai news agregator (atau rich site summary reader) yang terpasang di perangkat smartphone. Ia dapat mengumpulkan, mengkategori, dan menampilkan konten berita dari berbagai situs berita online (digi-journalism.or.id., 1 September 2015).

Selain berupa aplikasi berita, jurnalisme online kini telah berkembang keranah social media seperti yang telah dijelaskan diatas. salah satunya yaitu social media Line. Line, merupakan aplikasi pesan instan yang berasal dari negara Jepang. Aplikasi ini terus melakukan perubahan ataupun berinovasi demi memanjakan pengguna setia. Ini juga digunkan dengan tujuan untuk menarik perhatian para pengguna baru. Inovasi yang kini dilakukan oleh pihak Line tidak hanya dari berupa tampilan atraktif namun juga pembaruan fitur layanan. 

Pembaruan fitur layanan tersebut adalah Line News Digest, yang diluncurkan oleh Line Indonesia pada 14 Maret 2016. Fungsi fiture Line News Digest sama dengan penggunaan media online pada umumnya yaitu beroperasi layaknya pengumpul berita online (online news aggregator) yang biasa kita jumpai pada media online. Fitur ini menyediakan berbagai situs berita dan menampilkannya sebagai pilihan inti sari berita (news digest). Dengan sekali mengklik berita yang dipilih pada pilihan berita, Line akan memuat laman asli dari sumber berita tersebut. Berbagai macam situs berita online di Indonesia diakomodasi dalam fitur ini. Media online yang telah menggunakan fiture ini antara lain: Kompas.com, Detik.com, Liputan6.com, Merdeka.com, Brilio.net, dsb. Untuk melihat umpan berita (news feeds) dari media tersebut, kita dapat melihatnya dari panel paling atas dalam kanal lini masa (timeline) yang terdapat pada Line. Topik berita yang ditampilkan yaitu mencakup hiburan, olahraga, teknologi, kesehatan, dan berbagai peristiwa teraktual saat itu dan semuanya dapat kita akses melalui satu aplikasi social media.

Pada pilihan berita yang disajikan di timeline akan berganti secara acak dan pengacakan dijalankan oleh mesin Line secara otomatis. Untuk pilihan berita tersebut disajikan sejumlah tiga media yang berbeda. Tampilan laman berita juga sudah dimodifikasi oleh Line. Tidak hanya dalam bentuk ringkasan, pra pembaca juga dapat membaca berita lengkapnya dan asli dengan  memilih original article, atau jika akan membaca berita lainnya dengan sumber yang sama maka pembaca dapat mengklik recommended articles. 

Sebelum adanya Line News Digest, terlebih dahulu terdapat pada media yahoo dan dikenal dengan Yahoo News Digest yang diluncurkan pada tahun 2014 selain itu Facebook  juga memiliki inovasi yang sama dengan Line dan juga yahoo yang dikenal dengan Instant Articles dan diluncurkan pada tahun 2015. Line News Digest memiliki perbedaan dengan aplikasi sebelumnya. Pembedaan  tersebut dapat dilihat dari fitur pembaca berita pertama yang terintegrasi dengan aplikasi pesan instan yang umumnya hanya digunakan untuk berkomunikasi semata. Selain itu, tidak hanya menampilkan berita, Line News Digest juga menampilkan video dari berita yang disajikan tersebut. namun, tidak semua berita yang ditulis juga menampilkan video. Adanya inovasi baru yang digunakan  media online dengan menggunakan social media memiliki daya tarik sendiri bagi para penikmatnya.

Semakin banyaknya inovasi yang dilakukan pada praktik jurnalisme online dengan memanfaatkan media-media yang ada, maka akan memungkinkan adanya penyelewengan terhadap penulisan berita yang dilakukan oleh jurnalisme online. Dengan demikian mengakibatkan munculnya institusi yang berfungsi untuk mengawasi tugas dari jurnalisme online tersebut. Salah satu institusi tersebut yaitu situs digi-journalism.or.id. Situs ini memiliki tujuan yaitu untuk melakukan monitoring berita-berita terhadap media online dan mendiskusikan isu-isu yang berkatain dengan etika dan profesionalisme yang muncul dalam praktik jurnalisme online di Indonesia. 

Dengan adanya situs pengamat pada media online dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi kesalahan terutama dalam penyampaian berita yang tidak relevan. Selain adanya digi-journalism yang berfungsu untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan etika dalam jurnalisme online, detik.com juga memiliki kolom Hoax or Not Detik.com yang diterbitkan pada Januari 2016 dengan fungsi untuk mencegah terjadinya penyampaian berita-berita yang tidak memiliki kebenarannya dan belum terverifikasi kebenarannya.

Melalui kolom ini seseorang yang ragu dengan edaran pesan instan, bisa memastikan berita atau isu tersebut dengan mencoba melakukan kros cek di Hoax or Not Detik.com. Di situ terpampang sejumlah artikel yang ditulis oleh para jurnalis DetikNews. Artikel yang disusun tersebut dibuat berdasarkan isu kiriman netizen. Jika broadcast yang diterima netizen belum dikover DetikNews menjadi artikel, netizen dapat menginput isu pada kolom “Kirim Isu” di sisi kanan atas laman web (digi-journalism.or.id, 8 April 2016). Artikel verifikasi yang terdapat dalam kolom dibagi menjadi tiga bagian: Isu, Investigasi, dan Kesimpulan. 

Pada bagian isu, DetikNews mengupas model peredaran pesan instan yang dicurigai sebagai kabar bohong. Pada kolom ini juga akan ditampilkan format asli pesan instan. Pada bagian Investigasi, verifikasi dilakukan DetikNews. Sumber-sumber terkait dalam info tercurigai hoax dihubungi oleh DetikNews, atau dilacak asal mulanya. Misalnya, DetikNews mengontak dua pejabat pemerintah untuk broadcast tentang “big data security.”. Verifikasi yang dilakukan oleh jurnalis online juga menuntut DetikNews untuk melacak asal mula akun penyebar meme ataupun isu-isu yang tidak benar. Tujuan utama adanya Hoax or Not Detik.com yaitu untuk mencegah netizen termakan kabar bohong. Pihak yang difitnah juga akan mendapat ruang untuk mengklarifikasi pemberitaan tersebut.

Dari kesimpulan di atas dapat dilihat bahwa media online akan terus mengalami perkembangan dan akan terus diikuti dengan kemampuan jurnalisme online yang juga harus ikut mengalami peningkatan. Dengan memiliki kemampuan yang lebih tersebut diharapkan jurnalisme online yang berada di Indonesia dapat bersaing dengan jurnalisme online yang berasal dari negara lain.

Tidak hanya memberikan informasi yang menambah wawasan, jurnalisme online juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam penyampaian berita yang lebih dikenal dengan citizen journalism. Dengan media online kita dapat melihat sejumlah keunggulan, seperti kecepatan, interaktivitas, prinsip partisipatori dan emansipasi publik, dan ruang media sebagai ruang publik deliberatif. Namun, prinsip jurnalisme online tidak berbeda dengan prinsip jurnalisme cetak atau elektronik. Jurnalisme online masih merupakan jurnalisme yang mengedepankan verifikasi terhadap suatu berita yang diliput.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ambardi, K. (2016). Ungoverned Territory: Jurnalisme Online di Indonesia. Diakses dari http://digi-journalism.or.id/secangkir-kopi/, 14 April 2016

Deuze, Mark. (1999). Journalism and The Web: An Analysis of Skills and Standards in an Online Environment. London: Sage Publications.

Deuze, Mark. (2004). What is Multimedia Journalism?. Amsterdam: Routledge.

Lister, Martin, Joy Dovey, Seth Giddings, Iain Grant & Kieran Kelly. (2009). New Media: A Critical Introduction Second Edition. New York: Routledge.

Muda, Z. (2016). Membaca Berita Melalui Line News Digest. Diakses dari http://digi-journalism.or.id/membaca-berita-melalui-line-news-digest/, 14 April 2016

Parahita, G. (2016). Aplikasi Membaca Berita Online Indonesia. Diakses dari http://digi-journalism.or.id/aplikasi-membaca-berita-online-indonesia/, 14 April 2016

Puruhita, S. (2016). Cek Informasi Viral di “Hoax or Not” Detik.com. Diakses dari http://digi-journalism.or.id/cek-informasi-viral-di-hoax-or-not-detikcom/, 14 April 2016

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun