Setelah pensiun, Mashuri mulai 'unjuk gigi' dengan menebar baliho yang ukurannya tak terlalu besar, di baliho tersebut ia tampil sebagai ketua Paguyuban Keluarga Jawa Merangin (PKJM).
Diam-diam ternyata Mashuri punya hasrat politik dengan statusnya sebagai ketua Paguyuban diyakini punya nilai tawar yang tinggi, sebab warga Merangin dari etnis Jawa cukup luar biasa banyak jumlahnya.
Singkat cerita Mashuri benar-benar terjun ke panggung itu, panggung politik praktis dan ia digaet sebagai wakil oleh calon bupati petahana Al Haris, selain sebagai mantan gurunya entah pertimbangan apa gubernur terpilih itu memilih Mashuri kala itu.
Jika pertimbangan ingin dijadikan pemodal, sungguh tak yakin atas alasan itu, karena publik juga tahu bahwa dari sisi materi 'ketokean' Mashuri tidak ramai pula yang menyebut-menyebut ia sosok kaya raya, sosok sederhana benar.
Saat mendaftar sebagai calon wakil saja, dilangsir dari situs kpk.go.id. Mashuri melaporkan harta total kekayaannya Rp 518.706.675, dilaporkan pada 27 Desember 2017. Artinya untuk diandalkan sebagai pemodal rasanya tak mungkin.
Sejenak tinggalkan cerita itu, kini Mashuri menjabat wakil bupati dan sebentar lagi akan jadi orang nomor satu di Merangin.
Tanpa harus mencalonkan diri, tanpa tiket dukungan partai lagi, tanpa biaya tinggi dan lebih penting lagi tanpa Pilkada apalagi sampai ke MK dan PSU. 'Tanduk nak tumbuk ado bae jalan' jabatan bupati sebentar lagi.
Sungguh, Mashuri 'bak dapat durian lebat runtuh'. tak sekedar runtuh tetapi juga lebat, ia akan menjabat dua tahun lebih. Dan ia masih dapat menguasai penuh APBD pada dua tahun anggaran 2022 dan 2023.
Selain itu, ia masih punya kesempatan berkali-kali melantik pejabat untuk dipromosi, dirotasi bahkan di Demosi. Kita lihat nanti kepribadian Mashuri sebagai bupati akan lebih 'pede' dari pada menjadi pendamping Al Haris yang speednya jauh lebih tinggi.
Bukan saja soal APBD dan pejabat, Mashuri akan menjadi catatan sejarah perjalan kabupaten ini, bahwa dia bupati pertama yang akan menempati gedung bupati baru yang banyak pihak mengatakan termegah di Provinsi Jambi.
Sungguh, Mashuri benar-benar mendapat durian lebat runtuh, juga seperti prinsip ekonomi dengan modal sekecil-kecilnya mendapat untung yang sebesar-besarnya, meskipun diposisi Kadis ia pernah menyerah.
