Saat berbicara tentang dosa, kita segera mengalami masalah. perasaan tidak suka terhadap pembicaraan tentang dosa dan keinginan untuk melihat bahwa diri kita lebih baik dari yang Alkitab tunjukkan kepada kita, menyebabkan kita segera mencari jalan untuk memaafkan diri dan kelakuan kita. Pada level pribadi, ketika kita dikritik karena melakukan sesuatu, kita secara naluriah memberikan pembelaan bahkan ketika jelas-jelas kita yang salah. Kita berkilah, "Anda tidak berhak untuk berkata begitu." Atau "Itu bukan salah saya. Mungkin banyak orang tidak pernah mengakui bahwa mereka bersalah tentang apa pun. Kita harus mengatasinya jika kita ingin mengenal diri kita dan Allah. Tanpa suatu pengetahuan tentang ketidakberimanan dan pemberontakan kita, kita tidak akan pernah bisa sampai mengenal Allah sebagai Allah kebenaran dan anugerah.
Bagaimana buruknya dosa itu sesungguhnya? Dan, siapakah yang terpengaruh?
Pandangan Alkitabiah adalah bahwa manusia itu tidak sehat atau hanya sakit. Sesungguhnya
manusia sudah mati sejauh menyangkut hubungannya dengan Allah. Ia "mati karena pelanggaran
dan dosa-dosa" sebagaimana yang telah Allah peringatkan kepadanya ketika Allah
menubuatkan akibat-akibat dosa sebelum kejatuhan.
Satu hal yang Alkitab maksudkan ketika mengatakan bahwa kita diciptakan
menurut gambar Allah adalah bahwa kita masing-masing diciptakan sebagai suatu trinitas,
beranalogi dengan bagaimana Allah adala Trinitas. Allah eksis dalam tiga Pribadi: Allah Bapa, Allah
Anak, dan Allah Roh Kudus. Namun Allah itu satu  dalam cara yang sama, setiap dari kita adalah satu
trinitas, yang diciptakan sebagai suatu tubuh, jiwa, dan roh.