Atau, jangan-jangan dibiarkan tanpa pengawasan dan akhirnya seperti warung-warung di pinggir jalan yang nampaknya tidak diawasi kebersihan dan kesehatannya. Yang ada hanya tukang tagih retribusi, yang tidak peduli dengan kualitas dan kebersihan makanan yang dijual.
Apa pula sangsi yang diberikan kepada katering-katering yang (tidak sengaja) menyediakan makanan basi dalam program MBG?
Saya berharap pemerintah Indonesia belajar dari pengalaman. Pengawasan adalah sesuatu yang penting untuk memastikan bahwa implementasi sesuai dengan program yang sudah direncanakan.Â
Memang tidak mudah memperbaiki hal-hal negatif yang sudah terlanjur dianggap sesuatu yang normal. Tidak mudah juga menerapkan sebuah perbaikan dalam konteks masyarakat yang sangat luas seperti di Indonesia ini. Namun, perbaikan itu harus tetap diusahakan bukan?
Semua peraturan, idealisme, dan mimpi-mimpi indah dari sebuah program yang direncanakan dengan baik, tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada pengawasan atas implementasinya.Â
Kalaupun program MBG masih bisa dianggap berhasil jika dilihat dari persentase angka keberhasilan, namun masalah keracunan makanan bukanlah hal main-main, meskipun persentase yang keracunan hanya nol koma nol sekian dibandingkan yang tidak keracunan. Tentunya perlu diselidiki penyebabnya, dan jika kelalaian ada pada katering penyedia, harus ada sanksinya agar selanjutnya mereka lebih berhati-hati.Â
Semoga menjadi masukan yang dapat ditanggapi dengan positif oleh pemerintah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI