Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bedah Buku Wedding Diamond Anniversary Tjiptadinata Effendi & Helena Roselina

13 Februari 2025   01:16 Diperbarui: 13 Februari 2025   01:32 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senang sekali rasanya bertemu dengan Pak Tjip dan Ibu Rose untuk pertama kalinya, di hari Sabtu, 8 Februari kemarin. Saya janjian dengan mba Ari Budiyanti yang hari itu membacakan puisi untuk Pak Tjip dan Bu Roselina. Selain itu ada banyak kompasioner dari KOPAJA71 (Komunitas Kompasioner Jakarta). Kami sudah bersemangat sejak dua hari sebelumnya. Bahkan pagi-pagi sudah saling mengirim pesan WA di group meyakinkan kalau semuanya tetap hadir walaupun pagi itu cuaca mendung dan hujan. Sayangnya Pak RT KOPAJA71, yaitu Horas Simanjuntak, mendadak sakit, sehingga batal ikut hadir.

Komunitas Kompasioner Jakarta (KOPAJA71) - dok. Kompasioner
Komunitas Kompasioner Jakarta (KOPAJA71) - dok. Kompasioner

Bersalaman dengan Pak Tjip, jadi mengingatkan saya kepada alm Ayah saya...he...he...

Giving is giving, kata Pak Tjip dalam kata sambutannya. Artinya memberi adalah memberi, tidak ada hitung-hitungan untung rugi didalamnya. Begitulah seharusnya relasi dalam sebuah pernikahan, saling memberi dengan tulus hati.

Perlakukanlah pasanganmu sebagaimana engkau ingin diperlakukan. Kalimat yang ini sudah sering saya dengar dan baca di alkitab, tetapi memang beda rasa yang didapat ketika kita mendengarnya dari seseorang yang mengatakannya berdasarkan pengalaman pribadi selama 60 tahun perkawinan. Kebayangkan 60 tahun bersama, dan masih tetap terlihat mesra dan saling melindungi. Kebetulan saya duduk tepat dibelakang kursi mereka, sehingga dapat melihat betapa mereka berdua begitu saling menyayangi. Top!

Pasti kalimat-kalimat bijak itu dipraktekan setiap hari, hingga mereka bisa bertahan tetap bersama hingga 60 tahun perkawinan (dan mudah-mudahan hingga maut memisahkan). Apalagi katanya pernikahan itu bukan seperti cerita Cinderela yang setelah menikah hanya dikatakan "happily ever after"  tanpa diceritakan up & down-nya. Malah, kalimat-kalimat bijak itu mungkin berat bagi yang sadar diri masih punya sifat egois.

Pak Tjip dan Ibu Roselina berbagi pengalaman hidup (dok. kompasioner)
Pak Tjip dan Ibu Roselina berbagi pengalaman hidup (dok. kompasioner)

Pak Tjip dan Bu Rose juga memperlihatkan sertifikat ulang tahun pernikahan ke-60 yang ditanda tangani oleh Bapak Suci Paus. Jadi makin amazing...wow! Semoga menginspirasi pasangan-pasangan yang lainnya yang perjalanannya masih panjang untuk sampai ke 60 tahun ulang tahun pernikahan. Oh ya, sertifikat itu dibawa dari Italia oleh adik dari Ibu Roselina yang juga ikut hadir bersama dengan suaminya. Kebetulan mereka tinggal di Italia.

Dua pusisi dibacakan untuk Pak Tjip dan Bu Roselina oleh Mba Ari Budiyanti dan Ibu Tati Ajeng Saidah. Puisi keren yang juga dapat dibaca dalam buku: Diamond Wedding Anniversary Tjiptadinata Effendi & Helena Roselina, buku yang ditulis keroyokan pada Kompasioner. Mba Ari dan Ibu Tati ini datang dari luar Jakarta, yaitu Tangerang dan Sukabumi. Luar biasa!

Pembacaan Puisi (dokpri)
Pembacaan Puisi (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun