Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pengangguran Teknologi

29 Desember 2022   23:14 Diperbarui: 30 Desember 2022   09:35 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan penduduk akan terus berjalan, kecuali terjadi resesi seks gila-gilaan yang menyebabkan pertumbuhan penduduk berhenti. Dengan pertumbuhan penduduk yang tidak berhenti, orang-orang muda juga bertambah, dan mereka akan dengan sendirinya hidup dengan teknologi yang ada serta perkembangannya. 

Dengan demikian orang-orang yang lahir lebih dulu akan tersingkir jika tidak "berdamai" dengan perubahan akibat perkembangan teknologi.

Teknologi memang menuntut lebih, membuat kita harus meng-upgrade diri. Saya kira itulah hidup yang sesungguhnya. Tanpa teknologi pun, jika kita tidak meng-upgrade diri, pada akhirnya akan tertinggal.

Kecuali, jika kita tinggal di daerah terisolir yang sengaja mengisolasi diri dari dunia luar. Itupun pemimpinnya pasti dipilih orang yang terbaik. Maka jelas, pada dasarnya manusia itu harus selalu berkembang untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Jika Anda adalah seorang yang merasa tersingkir oleh teknologi, masih ada waktu untuk memperbaiki pola pikir. Anda tidak sendirian. Bahkan di negara yang lebih maju daripada Indonesia pun masih ada pengangguran teknologi. Pilihan ada pada diri Anda sendiri. Mau bertahan di zona nyaman atau keluar dan menantang diri sendiri untuk berani berubah sesuai tuntutan jaman. Lebih baik menentang budaya yang membuat orang merasa "sudah tua" untuk kembali belajar, yang menuding orang sebagai orang yang ambisius karena tidak mau berhenti belajar, daripada menentang penerapan dan perkembangan teknologi.  

Suatu waktu, seorang teman di sebuah negara maju, negara di urutan pertama dari seluruh dunia, yang menjadi kota pintar (smart city), berbincang dengan saya. 


Saat itu saya menjadi orang asing di negaranya. Entah tidak sadar bahwa saya adalah orang asing atau entah berniat menyindir, dia bercerita bahwa dia dulu bekerja dan berpenghasilan bagus. Namun kemudian datanglah orang-orang asing dan akhirnya dia tersingkir dan menjadi pengangguran yang hidup dari uang pensiun. 

Padahal saat berhenti bekerja dia belum mencapai usia pensiun. Secara logika, siapa yang salah? Orang asing yang datang bekerja menggantikan posisi orang lokal, atau orang lokal yang tidak meng-upgrade diri sehinga kemampuannya tidak tergantikan oleh orang asing? Padahal pemerintah mereka pun memberikan persyaratan cukup tinggi untuk para professional asing yang datang untuk bekerja di negara mereka.

Jadi, jangan terlalu mudah menyalahkan keadaan. Lebih baik menggunakan akal budi yang secara istimewa diberikan Tuhan kepada kita, manusia, untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman termasuk perkembangan teknologi. (VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun