Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Budaya Ngobrol Antar Sesama Penumpang Kereta Api Jaman Baheula

7 Oktober 2022   15:11 Diperbarui: 8 Oktober 2022   10:47 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan terpaksa, sebisa mungkin saya berusaha membelokan obrolan ke arah yang lebih netral. Lumayan jadi berlatih komunikasi yang baik, hehehe.

Bertemu dengan seorang ibu, yang katanya salah seorang anggota pendamping Pak Habibie kalau pergi ke mana-mana untuk urusan pekerjaan. Dari gaya berbicaranya ibu ini memang terlihat smart, obrolan jadi menarik dan tidak garing. 

Saat itu kami berdua duduk lesehan di sudut paling belakang karena tidak mendapatkan tempat duduk.

Obrolan berlanjut ke pasar kaget Gasibu, di Bandung, di mana ibu itu pernah terkaget-kaget menemukan pakaian dalam dijual 10 ribu 3. Padahal dia beli untuk barang yang setidaknya penampakannya sama persis, di toko di luar negeri, harganya ratusan ribu, hahaha.

Pertemuan yang tak kalah menarik di kereta jalur Bandung-Jakarta-Bandung, adalah ketika saya bertemu dengan seorang bapak di Senin subuh sekitar jam 4 pagi, dari Bandung menuju Jakarta. Kami bertemu di gerbong restorasi di mana banyak orang duduk lesehan. 

Awalnya hanya ngobrol biasa tentang hal umum lainnya dan kemudian berlanjut tentang pekerjaan. Saat itu saya bekerja sebagai seorang programmer di Jakarta dan sedang menyelesaikan skripsi di Bandung. Dan ternyata bapak itu sedang membutuhkan tenaga programmer. 

Setelah pertemuan kedua di gerbong yang sama, setiap hari Senin subuh, akhirnya bapak itu menawarkan untuk datang ke kantornya untuk interview. Dan saya setuju. Jadilah saya bertemu di kantornya. Meskipun ujung-ujungnya saya tidak jadi bekerja untuk beliau, namun cukup menarik juga pertemuan yang terjadi di kereta dan berlanjut dengan wawancara kerja. 

Tua muda, karyawan kecil atau pejabat, mungkin saat itu tumpah ruah di kereta yang masih menjual tiket berdiri. Tidak ada perbedaan status kalau sudah duduk lesehan dimana saja di gerbong kereta itu. Namun demikian obrolan tetap berkualitas.

Ketemu teman lama di kereta? Pernah juga beberapa kali. Teman yang sudah entah ke mana, tiba-tiba bertemu tanpa sengaja di kereta dan kemudian hubungan pertemanan nyambung lagi. Diajak kenalan oleh seseorang yang langsung minta nomor HP juga pernah. Mau kasih nomor palsu, terpikir bagaimana kalau dia tes menelepon saat itu juga. Mau tidak mau kasih nomor asli, hahaha. 

Banyak suka duka naik kereta, yang membuat dunia menjadi lebih luas karena berbagai pengalaman bertemu orang-orang di kereta.

Ritual antri berjam-jam sebelum loket dibuka karena membeli tiket dadakan. Saling ngobrol dengan sesama pengantri dan saling titip antrian karena kebelet ke toilet, hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun