Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendukung Disabilitas Mandiri dengan Mengakui Keterbatasan Mereka

6 Desember 2021   18:10 Diperbarui: 8 Desember 2021   15:05 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disabilitas | Sumber gambar: ibvi.org

Ada banyak pengemis yang mohon maaf pura-pura cacat hanya untuk mendapatkan belas kasihan dari orang-orang. Mungkin mereka mendapat pemikiran itu karena mereka melihat kebiasaan orang-orang 'mengistimewakan' para penyandang disabilitas dengan memberikan uang dan bantuan-bantuan lain langsung ke perorangan. 

Memberi memang baik,  jika ingin berdonasi, sebaiknya salurkan saja melalui organisasi-organisasi terkait.

Membantu kaum disabilitas menjadi orang-orang mandiri dan memandang mereka sama dengan yang normal secara fisik, tentunya harus dengan mengakui kekurangan mereka. 

Tidak mungkin kita membiarkan seorang tunanetra menyebrang jalan sendirian hanya karena alasan mereka harus mandiri. Apalagi di Indonesia jarang fasilitas yang memfasilitasi hal-hal seperti itu. 

Misal, lampu lalu lintas saat ini, untuk orang normal saja pun belum memadai, apalagi untuk penyandang disabilits. 

Sebenarnya para disabilitas biasanya mempunyai kelebihan-kelebihannya sendiri. Contoh seorang tunanetra pernah minta tolong untuk saya membaca.

Ketika saya baru membaca sebagian, dengan cepat dia bilang lewat, lanjut halaman berikutnya. Begitu yang pernah dialami beberapa kali. Padahal saya yang membacakan pun belum ngeh dengan apa yang saya baca, tetapi dia sudah ngeh duluan.

Saya juga pernah mengenal seorang yang mohon maaf memiliki keterbelakangan mental, namun dia punya kelebihannya  sendiri. Yaitu dapat menyebutkan nama hari dari sebuah tanggal. Sebutkan tanggal lahir Anda, maka dia akan langsung menyebutkan nama harinya dalam hitungan detik. Hebatnya dia selalu benar!

Seorang anak dengan keterbelakangan mental, ternyata setelah beberapa hari bersamanya, saya mendapati bahwa dia adalah orang yang peduli dan memperhatikan orang lain, selain punya bakat menari. 

Usianya sudah dua puluhan, hanya saja karena keterbelakangan mental perilakunya masih seperti anak-anak usia SD atau SMP. 

Pada akhirnya saya mengerti, mereka hanya terlambat berkembang dibandingkan dengan usianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun