Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Tenang Menggunakan Financial Technology (FinTech)

26 Agustus 2019   17:51 Diperbarui: 26 Agustus 2019   18:00 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teringat jaman masih SD, SMP dulu diajak ayah saya ke Bank untuk buka rekening tabungan. Tulisan di buku tabungan masih menggunakan tulisan tangan petugas bank dan kemudian mengalami kemajuan menggunakan mesin tik.

Jumlah dana yang disetor pun tidak banyak. Hanya sejumlah uang jajan anak sekolah yang disisihkan dan disimpan dulu sebelum disetor ke bank untuk ditabung. Maklum banknya jauh dan untuk irit ongkos jadi dikumpulkan dulu sampai agak banyak baru kemudian disetor ke bank.

Sekarang... ada minimal setoran sekian-sekian. Dan juga bank sekarang rasanya bukan lagi berfungsi hanya untuk menabung. Tetapi sebagai sarana perpindahan uang. Untuk pembayaran gaji karyawan, untuk pembayaran biaya-biaya rutin bulanan seperti listik, air, telpon, dll.

Sekarang juga ada digital payment. Bayar belanja pakai kartu kredit atau debit dari bank tertentu. Kalau kartu kredit, kita masih punya batas waktu pembayaran ke banknya, tidak harus bayar saat itu juga, alias utang ke bank sampai batas waktu tertentu. Kalau pakai kartu debit, itu dibayar langsung dengan cara bank mendebit/mengambil uang di rekening kita untuk membayarkan jumlah belanja kita saat itu juga. Dengan kemudahan ini, kita tidak lagi perlu membawa uang cash terlalu banyak yang dirasa kurang aman.

Sekarang bahkan fintech (financial technology) semakin berkembang. Tidak hanya bank yang boleh mengadakan transaksi pembayaran. Sekarang kita mengenal bayar pakai saldo GoPay, pakai Dana, Pakai LinkAja, dll, yang bukan merupakan institusi perbankan. Teknik kerjanya saya rasa sama saja. Nasabah menaruh sejumlah uang di rekening penyedia jasa Fintech seperti GoJeg, Dana, Ovo, dll. Nasabah dapat melihat saldo masing-masing melalui aplikasi yang membaca database berdasarkan account ID masing-masing. Dan ketika ada permintaan pembayaran, system akan mencatat transaksi dan mengurangi saldo sejumlah dana yang dibayarkan.

Dengan segala kemudahan itu, rupanya para oknum penipu juga mulai menyesuaikan diri. Teknik yang dipakai rata-rata sama saja. Memanfaatkan kelalaian, kecerobohan, atau kurang pengetahuan korban. Kalau dulu mungkin penipu memilih target orang-orang yang dari penampilannya disimpulkan sebagai orang yang banyak uang, lalu dengan kata-kata bujukan berusaha membuat korban dengan 'sukarela' menyerahkan uang atau harta bendanya.

Sekarang juga masih sama, hanya saja si oknum mengerti kalau sekarang kebanyakan orang tidak lagi menyimpan uang di dompet dan membawanya kemana-mana. Mereka mengerti fungsi perusahaan jasa keuangan jaman sekarang. Jadi dengan bujuk rayu (yang sebenarnya sama saja dari dulu sampai sekarang) mereka membuat korban dengan 'sukarela' mentransfer uang ke rekening si oknum atau si oknum dengan mudah mendapat 'akses' ke account Fintech seperti Go-Jeg, Dana, Ovo dll karena kelalaian si empunya account sendiri, dan kemudian melakukan 'transfer dana' ke rekeningnya.

Contoh-contoh penipuan seperti itu adalah model-model lama yang cuma berusaha mempengaruhi korban untuk memberikan akses atau langsung memberikan uang kepada oknum penipu.

Yang lebih canggih adalah penipuan lewat link di email atau permintaan data calon korban dengan cara tertentu, yang biasanya tidak disadari oleh korban. Ini biasanya targetnya bukan orang yang gaptek, tetapi ternyata yang tidak gaptek pun masih bisa kena tipu.

Bagaimana dengan transaksi kartu kredit yang tidak dilakukan oleh si pemilik kartu tetapi ternyata ada data transaksinya sehingga si pemilik kartu harus membayar sejumlah dana yang telah dikeluarkan melalui kartu kredit atas namanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun