Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keamanan dan Kebocoran Data

11 April 2018   16:48 Diperbarui: 11 April 2018   18:26 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: blogs.blackberry.com

Mungkin Anda pernah menerima kiriman whatsapp humor tentang perkiraan situasi di masa datang, jika Nomor Induk Kependudukan (NIK) diterapkan dan terintegrasi ke semua layanan masyarakat. 

Begini tulisan cerita banyolan tersebut:

Operator: Terima kasih anda telah menghubungi Pizza Hut. Ada yang bisa saya bantu?
Konsumen:  Saya mau pesan Pizza, mbak
Operator: Boleh minta nomor KTP anda?
Konsumen: 32617987563927
Operator: Oke Pak Sahruddin, dari database kami, Bapak tinggal di Jl. Merpati No 6, Tlp Rumah 0411829256378, Tlp Kantor 0411666535872673, dan nomor HP 0823176392087.
Konsumen: Betul, Mbak. Apa saya bisa pesan Seafood Pizza?
Operator: Menurut kami, itu bukan ide yang bagus Pak. Dari medical record Bapak, Bapak punya tekanan darah tinggi dan kolestrol yang berlebihan. Mungkin saat ini Bapak bisa memesan Low Fat Hokkien Mee Pizza.
Konsumen:Dari mana anda tahu kalo saya bakal suka itu?
Operator: Hm...minggu lalu Bapak baru pinjam buku dengan judul "Popular Hokkien Dishes" di Perpustakaan Nasional.
Konsumen: Oke terserah...sekalian saya pesan paket keluarga, jadi berapa semuanya?
Operator:Total semua Rp. 290.000
Konsumen: Boleh saya bayar dengan Credit Card?
Operator: Bapak harus bayar cash, kartu kredit Bapak tampaknya sudah over limit dan Bapak masih punya utang di bank sebesar Rp. 5.350.000,- sejak bulan Juni tahun lalu, itu belum termasuk denda tunggakan kredit mobil Bapak.
Konsumen: Ya sudah kalo begitu, saya ke ATM dulu ambil uang sebelum tukang antar pizza datang.
Operator: Dari data Bapak, sepertinya itu juga nggak bisa Pak. Record Bapak menunjukkan bahwa batas penarikan uang di ATM Bapak sudah habis untuk hari ini.
Konsumen: Busyet...! Sudahlah anterin aja pizzanya kesini, saya akan bayar cash disini, dan berapa lama pizza diantar sampai ke rumah?
Operator: Sekitar 45 menit Pak karena jalan Perintis dan Urip tampaknya sedang padat. Tapi kalo Bapak tidak mau menunggu, Bapak bisa mengambilnya sendiri dengan motor bebek butut Bapak produksi tahun 1995 dengan Nomor Polisi DD-217-AN. Betul kan, Pak?
Konsumen: Engga sopan kamu!
Operator: Oh hati-hati dan jaga ucapan Bapak. Apa Bapak lupa pada 15 Mei 2010 Bapak pernah di bui 3 bulan karena mengucapkan kata-kata kotor pada polisi? Oh ya pak. Bapak kemaren di luar kota ada urusan dgn KUA ya, karena didata, Bapak sudah tercatat di 3 KUA, apakah ibu dirumah sdh tau ?
Konsumen:Tidak ada.!!! Batalin aja pesanan gue...!!!" Dan awassss jangan bilang istri gua yg terakhir ya...

Apakah data akan sebebas itu berkeliaran di tengah masyarakat karena memang dibuka (share) secara bebas? 

Apa jadinya ya kalau memang demikian?

Sekarang saja sales bank yang menawarkan fasilitas kredit melalui telepon sudah terasa mengganggu karena sehari bisa dua tiga orang yang menelepon dan besoknya ada lagi yang menelepon. Darimana mereka mendapatkan no. telp kita? Kemungkinan dari bank bersangkutan, karena memang data kita ada pada mereka. Para sales ini begitu aktif menawarkan fasilitas kredit mulai dari bunga kecil, dana tambahan, kredit ringan tanpa agunan yang dibungkus dalam bahasa, yang jika kita jeli, intinya sama saja, yaitu menawarkan kredit yang pastinya tidak gratis. Andai saja mereka menawarkan pemberian uang tanpa harus dibayar....:D

Setahu saya, data tidak boleh dishare sembarangan. Sepanjang pengalaman saya bekerja dengan data, bahkan untuk data testing, biasanya yang kami pakai adalah data beberapa tahun sebelumnya yang diperkirakan sudah tidak valid, atau data yang sudah diubah-ubah yang tentunya juga tidak lagi menjadi data sebenarnya. 

Mengapa demikian? Karena data-data tersebut bersifat rahasia. Data dapat dipakai untuk berbagai macam kepentingan, diantaranya untuk kepentingan marketing seperti para sales bank yang menawarkan kredit. Data juga dapat digunakan untuk menganalisa suatu keadaan, dan hasil analisanya dipakai untuk mendukung sebuah keputusan. Contoh data facebook yang bocor ke firma riset. 

Data adalah bahan dasar sebuah informasi. Bagaimana data dapat menjadi informasi? Dengan mengolah data tersebut menjadi informasi yang dibutuhkan. Data dan informasi adalah sesuatu yang berbeda. Untuk mendapatkan informasi dibutuhkan data. Contoh: untuk mengetahui informasi populasi penduduk disuatu tempat, pada saat tertentu, dibutuhkan data jumlah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dari dan ke daerah tersebut. Untuk memprediksi pertumbuhan penduduk beberapa tahun ke depan, dibutuhkan informasi populasi penduduk selama periode tertentu. 

Prediksi sifatnya tidak pasti, namun berdasarkan prediksi yang didukung data, dapat disiapkan tindakan antisipasi. Misalkan jika menurut analisa data beberapa tahun terakhir populasi penduduk suatu daerah dianggap terlalu tinggi, maka perlu diantisipasi dengan mengurangi angka kelahiran atau mengurangi jumlah migrasi penduduk dari luar. 

Berdasarkan data dapat diketahui kebiasaan seseorang bahkan kebiasaan masyarakat. Misalkan menurut data penjualan mobil, tingkat penjualan meningkat menjelang atau sesudah hari raya idul fitri. Mengapa demikian? Kemungkinan karena menjelang hari raya, para karyawan mendapatkan uang lebih berupa THR. Dengan demikian, dealer-dealer dapat melakukan sesuatu untuk meraih keuntungan lebih dari situasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun