Mohon tunggu...
Ivara
Ivara Mohon Tunggu... Penulis

Saya menggunakan nama pena Ivara, singkatan dari nama lengkap saya. Saya mulai menulis karena percaya bahwa pengalaman pribadi seperti luka, kehilangan, dan cinta tidak seharusnya disimpan sendiri. Sebagai anak pertama, saya terbiasa memikul tanggung jawab sejak kecil, termasuk menggantikan peran ayah dalam keluarga. Pengalaman ini menjadi fondasi dari banyak cerita yang saya tulis. Saya tinggal di kota besar dan mulai menulis secara serius setelah usia 27 tahun. Cerita yang awalnya hanya saya alami, kini saya ubah menjadi karya. Saya Ivara. Penulis dari cerita-cerita yang mungkin terasa dekat, entah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Luka Untuk Sembuh: Manifesto Seorang Penulis yang Lahir Dari Jalanan

18 Juli 2025   20:16 Diperbarui: 18 Juli 2025   20:16 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/tentangmuatauaku

Bagaimana jika luka bukanlah sesuatu untuk disembunyikan, melainkan sebuah kompas yang menunjukkan arah kita untuk berkarya? Pertanyaan ini adalah fondasi dari semua tulisan yang pernah saya buat di balik nama pena Ivara.

Banyak yang bertanya mengapa saya menulis, dan mengapa sebagian besar karya saya bisa dibaca gratis. Jawabannya tidak sederhana, karena ia terukir dari perjalanan panjang yang tidak pernah saya rencanakan.

Jalanan Sebagai Universitas Pertama

Saya tidak belajar tentang kehidupan dari buku-buku filsafat di perpustakaan. Universitas pertama saya adalah jalanan. Sejak usia dua tahun, saya sudah menjadi saksi bagaimana kerasnya hidup dalam keluarga broken home. Saya belajar tentang ekonomi saat harus mengamen atau memulung barang bekas demi lauk di piring. Saya belajar tentang penolakan, tentang keteguhan, dan tentang senyum yang harus tetap terpasang meski perut keroncongan.

Meskipun bakat mengarang saya sempat dipuji guru SD, bakat itu harus terkubur dalam-dalam. Waktu saya habis untuk bertahan hidup, bukan untuk membaca atau menulis jurnal. Sekolah pun terasa seperti kemewahan yang harus saya jalani sambil tetap bekerja. Latar belakang ini saya sembunyikan rapat-rapat, menciptakan topeng "murid biasa" yang tidak ingin dikasihani. Profil Lengkap Ivara

Titik Patah yang Menjadi Titik Balik

Luka masa kecil itu saya pendam, hingga sebuah luka baru di usia dewasa membukanya paksa. Sebuah hubungan serius harus kandas, bukan karena cinta yang pudar, tapi karena dinding tebal bernama "latar belakang". Status pendidikan saya yang hanya tamatan SMK dan latar belakang keluarga menjadi jurang yang tak terseberangi.

Saat itulah, di usia 26 tahun, semua bendungan emosi yang saya tahan selama puluhan tahun jebol. Dengan sebuah laptop tua, saya menemukan satu-satunya jalan keluar: menulis.

Saya tidak berniat menjadi penulis. Saya hanya ingin mengabadikan rasa sakit. Saya menulis novel pertama saya, "Tentangmu atau Aku", bukan karena ingin dibaca, tapi karena saya harus menuliskannya agar tidak gila. Buku "Tentangmu atau Aku" Karya Ivara

Lahirnya Ivara dan Filosofi Berbagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun