Mohon tunggu...
Vladimir Preximovic
Vladimir Preximovic Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Asli Semarang tapi jarang ada di Semarang. Melanglangbuana menjelajah ke seluruh pelosok nusantara demi mengusahakan rezeki yang halal untuk anak-istri dan keluarga....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ga Usah Bersedih Kawan, Kita Sedang Tidak Beruntung!

2 Desember 2012   15:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Rudy     : Iya juga ya Bang, apa mungkin ini karena rasa dengki yang selama ini terbawa akibat dualisme yang terjadi di sepakbola kita?.

Ane       : Ga juga Rud.  Kebanyakan masyarakat kita ini mengutamakan gengsi ketimbang prestasi, sehingga cenderung kurang sabar dan pengennya semua serba instan.  Lihat aja tuh naturalisasinya juga udah pada bangkotan semua, bukan di usia yang masih potensial di kisaran 17 sampai 23 tahun.  Kita tuh pengen niru Filipina, Singapura dan Jerman, tapi caranya salah.  Ya itu tadi, karena pengennya instan.  Ya itu adalah kesalahan masa lalu, PSSI sekarang sudah ada Timo & Indra Sjafri.  Dulu yang ada Iman Arif, orang yang tidak berakar dari sepakbola, gimana mau dapet pemain naturalisasi yang bagus.  Seharusnya Timo dan Indra Sjafri tidak hanya menjadi pemandu bakat yang mencari bakat di tanah air saja, tapi juga talenta-talenta kita yang berserakan di luar negeri.  Itu kalau kita pengen lebih hebat di 3-5 tahun lagi.  Ga perlu mimpi dulu ke Piala Dunia lah, minimal kita bisa masuk 8 besar Piala Asia secara rutin selama 2-3 periode berurutan, itu sudah setengah langkah menuju Piala Dunia.

Rudy     : Itu yang berarti menghambat kemajuan kita ya Bang.

Ane        : Bisa jadi, tapi yang jelas seperti slogan ISL, kompetisi penuh gengsi dan sarat prestasi.  Tuh kan, prestasinya dibelakangin.  Ane juga ga tahu apakah ini suatu kebetulan atau tidak, tapi ada beberapa fakta unik di AFF Cup 2012.  Pertama, Indonesia kembali gagal kedua kalinya (pertama tahun 2007) karena hasilnya paling minim melawan Laos dibandingkan lawan-lawan yang lain.  Kedua, Pertandingan melawan Laos juga dilakukan di pertandingan pertama stage pertama Grup B pada tahun 2007 itu.  Ketiga, Indonesia dan Vietnam berbarengan mengalami kegagalan kedua lolos ke fase berikutnya.  Padahal sebelum AFF Cup 2012, keduanya menjadi tim yang paling sering lolos ke Semifinal.  Sekarang jumlah gagal di penyisihan Grup menjadi sama antara 4 tim, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia.   Keempat, kegagalan Indonesia dan Vietnam akibat hasil imbang dengan tim paling tidak diunggulkan di masing-masing grup.  Kelima, hasil imbang Indonesia kontra Laos, mirip dengan hasil Thailand - Laos di tahun 2010, di mana Laos 2x unggul dan gol penyeimbang hadir di injury time babak kedua.  Thailand akhirnya juga gagal di penyisihan Grup.  Keenam, kemenangan Singapura dan Malaysia atas Laos diperoleh melalui 3 gol yang dicetak di babak kedua dalam waktu 13 menit.  Ini mirip dengan kekalahan Indonesia tahun 2010, 3 gol di babak kedua dalam waktu 13 menit.  Ketujuh, Vietnam yang menjadi unggulan ketiga turnamen ini menjadi tim unggulan dengan poin dan gol paling sedikit sepanjang sejarah gelaran AFF Cup.  Padahal hasil uji coba Vietnam sangat baik dan meyakinkan.  Kedelapan, beberapa pemain Vietnam dan Indonesia diterpa isu yang mirip, yaitu para pemain yang dibingungkan karena terancam tidak memiliki klub di kompetisi mendatang.

Rudy    : Tapi, rasanya pemain Timnas kemarin mainnya sudah bagus sih Bang, ga kalah koq dengan Timnas di AFF Cup 2010.  Jadi, sepertinya mereka tidak terbebani dengan ketiadaan klub.

Ane        : Ada benarnya sih.  Bedanya waktu itu kita hampir semua partai main di kandang dan tidak ada konflik, termasuk melawan 2 partai semifinal melawan Filipina dengan alasan Filipina tidak memiliki stadion yang layak untuk pertandingan internasional.  Lha padahal Filipina tahun 1991 kan pernah mengadakan SEA GAMES dan kita juara di sana.  Mereka juga sedang mengajukan menjadi tuan rumah AFC Challenge's Cup, jadi aneh kalau alasannya mereka tidak punya stadion bertaraf internasional.  Wajar kan kalau tahun kemarin permainannya terlihat lebih kinclong.  Tapi, jujur pemain-pemain ISL yang kemarin dimainkan Coach Nil tidak berkontribusi positif untuk Timnas.  Okto permainannya ga juga membaik.  Masa sih pemain sayap koq ga punya crossing dan set piece yang bagus.  Di saat seperti ini, Ane merindukan Hendra Bayauw.  Kombinasi Andik-Bayauw lebih hidup daripada Andik-Okto.  Saat Andik dimatikan, Bayauw bisa menjadi pembeda hasil pertandingan dan variasi permainan.  Ini bukti bahwa sebenarnya pemain ISL punrata-rata kualitasnya dengan pemain dari IPL, tidak lebih istimewa.


Sudahlah Bro, ga usah bersedih, kita memang tidak sedang beruntung.  Seorang juara tidak melihat ke belakang.  Seorang juara tidak melihat kegagalan sebagai penghalang.  Kegagalan bagi seorang juara adalah perangsang untuk mematok prestasi lebih baik di waktu berikutnya.  Kita lupakan AFF Cup, sekarang kita pikirkan kebersatuan sepakbola Indonesia, kita pikirkan kebersatuan ISL dan IPL, untuk mempersiapkan diri menuju kualifikasi Asian Cup 2015 tahun depan.

Rudy    : Iya deh Bang.  Padahal Gw udah bela-belain dari Cikarang ke sini, ga nonton Inter Island Cup, supaya bisa rame-rame nonton Timnas di sini.  Tapi ya sudahlah....

Sebenarnya dalam obrolan ini, kami juga membicarakan topik lain.  Namun, supaya fokus dan tidak membingungkan, artikelnya Ane bagi menjadi 2 bagian, hari ini dan Insya Allah besok.

Tetap dukung Timnas apapun hasilnya!!!

Garudaku Garudamu Garuda Kita!!!

Salam Sepakbola Bangkit!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun