Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Ga Usah Bersedih Kawan, Kita Sedang Tidak Beruntung!

2 Desember 2012   15:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18 559 1
Salam Sepakbola Bangkit!!!

Kegagalan Timnas telah membuat kecewa para suporter Indonesia, tidak terkecuali salah seorang teman kosanku si Rudy yang merupakan Bobotoh Persib.  Kami pun terlibat obrolan sesaat setelah pertandingan Timnas Garuda melawan Malaysia berakhir:

Ane         : Loh Rud, Ente di sini?.  Ngapain mata Ente merah gitu, abis begadang?.

Rudy      : Ga tau neh Bang, koq Gw bisa sedih ampe kayak gini ya Timnas kalah.  Padahal kalau Persib kalah atau Timnas yang dulu kalah, Gw biasa aja.

Ane        : Ente kalah taruhan kali?.

Rudy     : Kagak Bang, Gw ga pernah taruhan.  Tapi, ini rasanya emosional banget.  Padahal sebagai pendukung ISL, beberapa waktu lalu Gw masih ga suka dengan Timnas bentukan PSSI.  Padahal kemarin kita udah bisa menang lawan Singapura, dan rasanya gairah para suporter sudah kembali lagi seperti dulu.  Tapi, baru beberapa hari langsung jatuh lagi, itu  rasanya sakit dan pedih sekali Bang.  (Rudy kembali terduduk lunglai).

Ane      : Di situlah masalahnya Rud.  Media itu terlalu bernafsu memberitakan Timnas.  Lihatlah para pejabat publik yang dulu mencibir atau hilang dari peredaran, tidak peduli saat Timnas membutuhkan, tiba-tiba, sekonyong-konyong muncul dan caper alias cari perhatian.  Lihat juga di media-media sosial, para suporter kita terlalu pongah dengan gambar-gambar melecehkan Malaysia.  Ente percaya ga kalau di 2 pertandingan pertama kita beruntung?.

Rudy     : Percaya sih Bang, kita lolos dari kekalahan atas Laos dan bisa menang lawan Singapura.

Ane        : Menurut Ane sama sekali ga Rud.  Kalo emang kita beruntung, seharusnya kita bisa menang besar lawan Laos, dan bisa menang lebih dari 1 gol atas Singapura.  Unggul jumlah pemain, dan sejak awal kita bisa pressure Singapura, seharusnya kita bisa mencetak gol lebih banyak dan lebih awal.  Kalo kondisinya seperti itu, di 15 menit terakhir kita bisa menyimpan tenaga untuk menghadapi Malaysia.  Nah, ini kita dalam 2x90 menit terus memforsir tenaga untuk meraih poin.  Ini membahayakan performa pemain yang selalu tampil seperti Bachdim, Taufik, Wahyu Tri, Andik dan Maitimo.  Ingat, seminggu bermain 3 kali itu butuh stamina yang super Rud, apalagi kondisinya dalam 3 pertandingan itu diguyur hujan, terus dari 2 pertandingan pertama ke pertandingan ketiga ada perbedaan waktu bermain, dari sore menjadi malam.

Rudy    : Tapi, lihatlah upaya para suporter kita Bang, sampai pada gelar acara doa bersama di mana-mana, masa sih Allah ga juga peduli.

Ane       : Rud, jangan bawa-bawa Allah, mau murtad Ente?.  Coba Ente lihat lagi, mereka berdoa untuk apa?.  Mereka berdoa agar Indonesia bisa membalas dendam dan mempermalukan Malaysia di depan para pendukungnya.  Apalagi mereka-mereka, para pejabat pemerintahan yang mendoakan hanya untuk berpura-pura dan maksud tidak baik.  Bagaimana Allah akan mengijabahkan doa yang seperti itu.  Seharusnya mereka berdoa agar Indonesia dikuatkan dan diberi keberuntungan untuk bisa lolos ke babak Semifinal.  Terus terang setelah melihat pemberitaan di TV, feeling Ane makin buruk terhadap hasil Timnas.  Apalagi saat nonton, tidak ada sedikitpun rasa deg-degan seperti waktu lawan Singapura.  Biasanya kalo tim favorit Ane main, Ane ga deg-degan hasilnya negatif.

Rudy     : Iya juga ya Bang, apa mungkin ini karena rasa dengki yang selama ini terbawa akibat dualisme yang terjadi di sepakbola kita?.

Ane       : Ga juga Rud.  Kebanyakan masyarakat kita ini mengutamakan gengsi ketimbang prestasi, sehingga cenderung kurang sabar dan pengennya semua serba instan.  Lihat aja tuh naturalisasinya juga udah pada bangkotan semua, bukan di usia yang masih potensial di kisaran 17 sampai 23 tahun.  Kita tuh pengen niru Filipina, Singapura dan Jerman, tapi caranya salah.  Ya itu tadi, karena pengennya instan.  Ya itu adalah kesalahan masa lalu, PSSI sekarang sudah ada Timo & Indra Sjafri.  Dulu yang ada Iman Arif, orang yang tidak berakar dari sepakbola, gimana mau dapet pemain naturalisasi yang bagus.  Seharusnya Timo dan Indra Sjafri tidak hanya menjadi pemandu bakat yang mencari bakat di tanah air saja, tapi juga talenta-talenta kita yang berserakan di luar negeri.  Itu kalau kita pengen lebih hebat di 3-5 tahun lagi.  Ga perlu mimpi dulu ke Piala Dunia lah, minimal kita bisa masuk 8 besar Piala Asia secara rutin selama 2-3 periode berurutan, itu sudah setengah langkah menuju Piala Dunia.

Rudy     : Itu yang berarti menghambat kemajuan kita ya Bang.

Ane        : Bisa jadi, tapi yang jelas seperti slogan ISL, kompetisi penuh gengsi dan sarat prestasi.  Tuh kan, prestasinya dibelakangin.  Ane juga ga tahu apakah ini suatu kebetulan atau tidak, tapi ada beberapa fakta unik di AFF Cup 2012.  Pertama, Indonesia kembali gagal kedua kalinya (pertama tahun 2007) karena hasilnya paling minim melawan Laos dibandingkan lawan-lawan yang lain.  Kedua, Pertandingan melawan Laos juga dilakukan di pertandingan pertama stage pertama Grup B pada tahun 2007 itu.  Ketiga, Indonesia dan Vietnam berbarengan mengalami kegagalan kedua lolos ke fase berikutnya.  Padahal sebelum AFF Cup 2012, keduanya menjadi tim yang paling sering lolos ke Semifinal.  Sekarang jumlah gagal di penyisihan Grup menjadi sama antara 4 tim, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia.   Keempat, kegagalan Indonesia dan Vietnam akibat hasil imbang dengan tim paling tidak diunggulkan di masing-masing grup.  Kelima, hasil imbang Indonesia kontra Laos, mirip dengan hasil Thailand - Laos di tahun 2010, di mana Laos 2x unggul dan gol penyeimbang hadir di injury time babak kedua.  Thailand akhirnya juga gagal di penyisihan Grup.  Keenam, kemenangan Singapura dan Malaysia atas Laos diperoleh melalui 3 gol yang dicetak di babak kedua dalam waktu 13 menit.  Ini mirip dengan kekalahan Indonesia tahun 2010, 3 gol di babak kedua dalam waktu 13 menit.  Ketujuh, Vietnam yang menjadi unggulan ketiga turnamen ini menjadi tim unggulan dengan poin dan gol paling sedikit sepanjang sejarah gelaran AFF Cup.  Padahal hasil uji coba Vietnam sangat baik dan meyakinkan.  Kedelapan, beberapa pemain Vietnam dan Indonesia diterpa isu yang mirip, yaitu para pemain yang dibingungkan karena terancam tidak memiliki klub di kompetisi mendatang.

Rudy    : Tapi, rasanya pemain Timnas kemarin mainnya sudah bagus sih Bang, ga kalah koq dengan Timnas di AFF Cup 2010.  Jadi, sepertinya mereka tidak terbebani dengan ketiadaan klub.

Ane        : Ada benarnya sih.  Bedanya waktu itu kita hampir semua partai main di kandang dan tidak ada konflik, termasuk melawan 2 partai semifinal melawan Filipina dengan alasan Filipina tidak memiliki stadion yang layak untuk pertandingan internasional.  Lha padahal Filipina tahun 1991 kan pernah mengadakan SEA GAMES dan kita juara di sana.  Mereka juga sedang mengajukan menjadi tuan rumah AFC Challenge's Cup, jadi aneh kalau alasannya mereka tidak punya stadion bertaraf internasional.  Wajar kan kalau tahun kemarin permainannya terlihat lebih kinclong.  Tapi, jujur pemain-pemain ISL yang kemarin dimainkan Coach Nil tidak berkontribusi positif untuk Timnas.  Okto permainannya ga juga membaik.  Masa sih pemain sayap koq ga punya crossing dan set piece yang bagus.  Di saat seperti ini, Ane merindukan Hendra Bayauw.  Kombinasi Andik-Bayauw lebih hidup daripada Andik-Okto.  Saat Andik dimatikan, Bayauw bisa menjadi pembeda hasil pertandingan dan variasi permainan.  Ini bukti bahwa sebenarnya pemain ISL punrata-rata kualitasnya dengan pemain dari IPL, tidak lebih istimewa.

Sudahlah Bro, ga usah bersedih, kita memang tidak sedang beruntung.  Seorang juara tidak melihat ke belakang.  Seorang juara tidak melihat kegagalan sebagai penghalang.  Kegagalan bagi seorang juara adalah perangsang untuk mematok prestasi lebih baik di waktu berikutnya.  Kita lupakan AFF Cup, sekarang kita pikirkan kebersatuan sepakbola Indonesia, kita pikirkan kebersatuan ISL dan IPL, untuk mempersiapkan diri menuju kualifikasi Asian Cup 2015 tahun depan.

Rudy    : Iya deh Bang.  Padahal Gw udah bela-belain dari Cikarang ke sini, ga nonton Inter Island Cup, supaya bisa rame-rame nonton Timnas di sini.  Tapi ya sudahlah....

Sebenarnya dalam obrolan ini, kami juga membicarakan topik lain.  Namun, supaya fokus dan tidak membingungkan, artikelnya Ane bagi menjadi 2 bagian, hari ini dan Insya Allah besok.

Tetap dukung Timnas apapun hasilnya!!!

Garudaku Garudamu Garuda Kita!!!

Salam Sepakbola Bangkit!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun