tak lagi serumpun mimpiÂ
duduk di pertapaan malamkuÂ
semua seakan tertelan kabutÂ
sepi dan sunyi adalah kata yang membungkus tatapankuÂ
hingga perjalanan hari seperti detak waktu tanpa suaraÂ
menelusup ke dalam rimba langitÂ
dan aku hanya bisa terpaku bisuÂ
di jendela rapuh, tempat kutatap langit malamÂ
menghitung garis-garis hitam yang tak berujungÂ
jika esok masih bisa kuberharapÂ
mungkinkah serumpun mimpi itu hadirÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!