Kapan kita mengakhiri percakapan ini
banjir telah menjebak pikiran kita
masih saja dusta dan ingkar, jadi kerudung penutup wajah
dan sejuta aksara telah jadi gincu
di antara lisan, yang sesungguhnya membuat semakin jengah
Mari kita lagukan senandung kopi
mungkin menjadi puisi terindah untuk negeri
sebab aku hanyalah air yang membisu
mengalir tanpa makna
sudah teramat pahit untuk bercerita tentang aroma
dan cinta pun hanyalah sepenggal kiasan
untuk membuatku tersenyum
Malang, Februari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!