engkau adalah aromaku
dikala puisiku terkungkung penat
selintas wajahmu menusuk mimpiku
di antara bias cahaya malam
entah dari mana harus kumulai
saat pertama kueja namamu
/jose marti/
kita pernah duduk pada bangku yang sama
berkelana di bebukitan tandus
melintasi perang dalam pergulatan rerimbun hutan
sebutir peluru telah mematahkan sayap sajakku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!