Penulis: Syafira Sari Azzahra Putri Fadhillah/Muhammad Rafli Arrayyan/Mhd Alim Munajad/Kiki Rahma Hidayat Sitepu/Martin Cristiano Lumbantoruan
Setiap tahun, kasus kecelakaan kerja masih menjadi persoalan serius di berbagai sektor industri. Meski aturan dan prosedur K3 sudah banyak diterapkan, kenyataannya pelanggaran dan kurangnya kesadaran masih sering terjadi. Kondisi ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja tidak cukup hanya ditegakkan lewat dokumen dan regulasi, melainkan membutuhkan pendekatan yang lebih menyentuh langsung pada perilaku dan budaya kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya tidak berhenti pada aturan atau formalitas semata. Lebih dari itu, K3 perlu menjadi budaya nyata agar angka kecelakaan kerja bisa ditekan hingga tercapai kondisi zero accident. Dari keresahan inilah, sekelompok mahasiswa Tim PKM VGK-USU melahirkan sebuah inovasi bernama VISZARD.
VISZARD (Visualization Hazard) memanfaatkan teknologi terbaru berbasis Extended Reality (XR) yang menggabungkan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Ditambah dengan dukungan kecerdasan buatan (AI), VISZARD menghadirkan pelatihan K3 yang interaktif dan imersif. Para pekerja tidak hanya belajar lewat teori, tetapi juga bisa merasakan langsung simulasi berbagai potensi bahaya di tempat kerja secara real-time. Dengan begitu, kesadaran akan pentingnya K3 tumbuh lebih kuat, bukan sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan untuk menjaga keselamatan semua orang.
Dhani Syahputra Bukit, SKM., MKM., selaku dosen pembimbing, mengungkapkan bahwa inovasi VISZARD adalah langkah kreatif yang sangat relevan dengan kebutuhan zaman sekarang. "VISZARD ini keren karena ngajak kita untuk melihat keselamatan kerja dari sudut pandang yang lebih modern. Pelatihan K3 nggak lagi sekadar teori atau baca modul, tapi bisa langsung dirasakan lewat simulasi yang nyata, jadi lebih nyantol ke pekerjanya," jelasnya.
Beliau juga menilai bahwa penggunaan teknologi XR dan AI oleh mahasiswa merupakan bukti bahwa generasi muda bisa ambil peran penting dalam mendorong budaya kerja yang aman. "Yang bikin saya senang, ide ini datang dari mahasiswa sendiri. Artinya mereka peka dan peduli. Harapannya, VISZARD bisa dapat dukungan lebih luas, dan lebih supaya manfaatnya bisa dirasakan di dunia nyata, bukan cuma sebatas konsep di atas kertas," tambahnya.
Selain dimanfaatkan sebagai sarana pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), VISZARD juga memiliki potensi besar sebagai media pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan kecanggihan teknologi langsung ke dalam dunia pendidikan, khususnya di bidang pelatihan kerja. Dengan menghadirkan simulasi berbasis Extended Reality, VISZARD bukan hanya menjadikan proses pelatihan terasa lebih interaktif dan menarik, tetapi juga secara nyata membantu pekerja memahami konsep, risiko, serta prosedur keselamatan kerja melalui pengalaman visual dan praktik virtual.
Â
Tim PKM-VGK USU saat ini melakukan kerja sama dengan perusahaan sebagai langkah awal realisasi konsep inovasi ini. Selanjutnya dalam merealisasikan konsep ini secara nyata dibutuhkan sinergi dari berbagai sektor seperti pemerintah, perusahaan, dan lainnya yang bisa mendukung konsep ini agar menjadi nyata dan dapat bermanfaat bagi banyak pihak agar dapat meminimalisir kasus kecelakaan kerja.
Dalam usaha pengembangannya, Tim PKM-VGK USU saat ini juga sedang berfokus untuk mendokumentasikan dan memvisualisasikan konsep inovasi VISZARD di lingkungan kerja nyata perusahaan. Keberhasilan realisasi inovasi ini tentu sangat bergantung pada sikap aktif dan sinergis dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor industri, serta pemangku kepentingan terkait. Dengan adanya dukungan konkret dari semua sektor tersebut, diharapkan VISZARD dapat memberikan manfaat luas bagi dunia kerja khususnya dalam upaya menekan angka kecelakaan kerja atau setidaknya meminimalkan potensi risiko yang selama ini kerap menjadi persoalan serius di berbagai tempat kerja.