Mohon tunggu...
Visky Bellia Restanova
Visky Bellia Restanova Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Michel Foucault

28 November 2022   09:22 Diperbarui: 28 November 2022   09:28 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Michel Foucault lahir pada tanggal 15 Oktober 1926 di Poitiers dan meninggal pada tanggal 25 Juni 1984 di Paris. Foucault merupakan seorang pemikir asal Prancis yang keilmuannya khas dalam menafsirkan pengetahuan, kekuasaan, dan seksualitas. Pada tahun 1945, Foucault mempelajari filsafat di Lycee Henry-VI dan menerima diploma Psiko-Patologi dari Institut Psikologi di Paris pada tahun 1952. Kemudian, di tahun 1960, Foucault mengajar di psikologi di Universitas Clermont-Ferrand dan dua tahun kemudian menjadi profesor filsafat di universitas yang sama.

Hampir semua karya Foucault membahas mengenai tentang politik dan kekuasaan sebagai fokusnya, sehingga kekuasaan menjadi tema sentral dalam pemikiran Foucault. Menurut Foucault, tanpa bisa dialokasikan kekuasaan menyebar sehingga kekuasaan ada dimana-mana dan dapat datang dari mana-mana. Kekuasaan dapat meresap dalam seluruh relasi sosial serta beroperasi dan tidak dimiliki siapapun karena kekuasaan bekerja dalam relasi lembaga dan pengetahuan. Kekuasaan bersifat produktif dan tidak refresi dan sumber produksinya berasal dari perbedaan, ketidaksamaan, dan diskriminasi. Ada hubungan timbal balik yang terjadi antara kekuasaan dengan pengetahuan, dimana kekuasaan diartikulasikan ke dalam pengetahuan dan berlaku sebaliknya. Kekuasaan dan pengetahuan saling terkait dan terkonsentrasi di dalam kebenaran pernyataan-pernyataan ilmiah. Dalam pandangan Foucault, hubungan kebenaran dalam kekuasaan ditafsirkan bahwa kebenaran berada dalam sejarah yang selalu berubah dan dihasilkan dari banyaknya relasi, paksaan, serta pertentangan. Penelitian yang dilakukan oleh Foucault di penjara dan di klinik menunjukkan bahwa rezim kebenaran terwujud dalam ilmu pengetahuan secara aktual. Teknik kekuasaan terbentuk dari membidik kepatuhan dengan pengawasan yang menghasilkan kekuasaan.

Salah satu pendekatan untuk menganalisis sejarah yang dikemukakan oleh Foucault dalam bukunya, The Archeology of Knowledge adalah Arkeologi Pengetahuan yang mentikberatkan pada aspek diskontinuitas sejarah yang dikaji. Pendekatan ini berguna untuk melihat sebuah pemikiran atau formasi diskursif (wacana). Arkeologi Pengetahuan Foucault melalui tiga tahapan. Pertama, positivitas, analisis yang dipakai untuk melihat terjadinya komunikasi pemikiran antara para tokoh di tempat yang satu dan tempat lainnya. Kedua, apriori historis, analisis fase sejarah atas terciptanya sebuah pemikiran. Ketiga, arsip, sistem pembentukan dan transformasi pernyataan-pernyataan. Foucault mengatakan bahwa ada empat perbedaan antara arkeologi pengetahuan dan sejarah pemikiran yakni, 1) Sejarah pemikiran lebih berkonsentrasi pada penemuan pemikiran-pemikiran baru, 2) Daripada tingkat permukaannya, sejarah pemikiran lebih berorientasi pada esensi dan substansi sebuah pemikiran, 3) Sejarah pemikiran lebih mengakui dua hal sebagai variabel sebab-akibat sedangkan arkeologi pengetahuan mengkomparasikannya, 4) Berbeda dengan arkeologi pengetahuan yang menampilkan perbedaan secara utuh, sejarah pemikiran menjustifikasi pemikiran sama ketika esensi keduanya dianggap sama sehingga perbedaan yang sebenarnya masih terdapat di dalamnya kerap ditutup-tutupi.

Konsep pemikiran Foucault yang berikutnya adalah bio-power yang terdiri dari kontrol regulasi atau sebuah bio-politik pada penduduk dan dilakukan untuk mendukung perkembangan kapitalisme dan sistem peradilan. Hubungan antara kekuasaan dan kontrol tubuh membuat seksulitas menjadi isu politik melewati dua cara yaitu mendisiplinkan tubuh (discipline of the body) dengan mendisiplinkan serta mengontrol manusia sesuai dengan yang diinginkan dan meregulasi penduduk (regulation of population) yang mempengaruhi bidang psikologis, medis, beserta kebijakan publik. Selanjutnya, Foucault mengamati empat wilayah terjadinya politik seks yaitu the sexualization of children, the hysterization of women, the solidity of the family instituion, dan the safeguarding of society.

 

TERIMA KASIH.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun