Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menelusuri Sejarah Bangunan hingga Menikmati Keindahan Paris dari Atas Atap

19 Februari 2021   12:38 Diperbarui: 22 Februari 2021   22:45 2156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan kota Paris dari Arc de Triomphe (Dokumentasi pribadi)

Paris, rasanya tak banyak kota lain di dunia yang bisa menandinginya. Bagitu banyak tempat indah di sana, Menara Eiffel, Museum Louvre, Katedral Notre-Dame, Arc de Triomphe adalah sedikit di antaranya. 

Menyusuri Sungai Seine sambil melihat pasangan yang sedang bermesraan juga merupakan pemandangan indah dan membuat Paris mendapat julukan The City of Love. Belum lagi saat melewati toko roti, harum baguette, roti khas Prancis, yang baru matang juga merupakan pengalaman yang khas di Paris. 

Adalah hal biasa bagi pengunjung untuk melakukan hal-hal tersebut. Bila ingin mencoba menikmati Paris dengan cara yang sedikit berbeda, cobalah naik ke atas atap. 

Atap kota Paris ternyata juga merupakan salah satu ikon kota ini. Atap seng dengan warna abu-abu ini menjadi salah satu ciri khas kota ini. 

Bahkan atap Paris sudah dimasukkan ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage atau Warisan budaya non-fisik yang disusun oleh Menteri Kebudayaan Perancis. 

Saat ini, bersama dengan baguette dan Festival Anggur di Arbois, atap khas Paris ini berlomba untuk mendapatkan tempat dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Mengapa Paris memiliki atap abu-abu ini karena tak terlepas dari sejarah kota ini. Dulunya, layaknya kota-kota lain di zaman abad pertengahan, rumah-rumah di Paris dibangun dengan struktur kayu dan memilki atap dari jerami. Bahan-bahan ini sering menyebabkan terjadinya kebakaran yang memusnahkan pemukiman mereka. 

Seiring dengan perkembangan dan penemuan bahan-bahan baru, rumah-rumah mulai dibangun dari bahan batu, plester dan atap yang terbuat dari bahan tanah liat, keramik atau sirap. 

Dengan bahan ini, mengurangi terjadinya kebakaran. Penggunaan atap jerami pun dilarang pada tahun 1221 dan bangunan baru harus menggunakan atap berbahan tanah liat, keramik atau sirap.

Pada pertengahan abad ke-19, Paris adalah kota yang super padat, gelap, berbahaya dan tidak sehat. Paris adalah tempat wabah penyakit, penderitaan, tempat yang gelap dan pengap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun