Tempat menarik berikutnya adalah Plateau du Rham. Dataran tinggi ini dikelilingi oleh Sungai Alzette, dan merupakan saksi peradaban dari Jaman Besi. Dari Plateau du Rham, mengikuti rute, kami menuruni tangga menuju Sungai Alzette, menyeberangi Jembatan Maierchen, jembatan tua yang digunakan sebagai pertahanan, dan sampailah di area Grund.
Grund merupakan daerah tertua dari kota ini. Terletak di tepi sungai Alzette, Grund memiliki pondok-pondok indah yang terbuat dari batu, sungai- sungai kecil dan taman hijau. Damai rasanya saat menyusuri tempat ini.
Di sini jugalah terdapat Abbey Neumünster, sebuah kompleks bangunan yang terdiri atas sebuah gereja dan 4 bangunan lain yang digunakan sebagai tempat tinggal para biarawan pada abad ke16. Sempat dijadikan rumah sakit militer, penjara. Sekarang ini dijadikan ruang publik tempat diselenggarakannya berbagai kegiatan, seperti konser, teater dan seminar. Grund menutup rute perjalanan Wenzel Walk.
Memandu para pengguna rute ini melalui perjalanan sejarah Luxembourg. Rute dibuat optimal, menghubungkan Kota bagian atas dan kota bagian bawah, dan melewati berbagai tempat penting, seperti Wenzel Wall, Abbey Neumünster, area kota tua, Plateau du Rham.
Melewati rute ini, kita akan melihat berbagai keindahan, baik yang dibuat oleh alam maupun yang buatan manusia. Di setiap tempat akan diberikan penjelasan, dimana kita bisa mengetahui sejarah dan kisah yang ada di tempat tersebut.
Rute ini dibuat sejelas mungkin. Berbagai tanda petunjuk ditebar sehingga orang tidak akan tersesat. Ada tanda yang ditanam di jalan. Ada juga yang dipasang di tembok. Kita hanya perlu mencari tanda tersebut untuk memastikan bahwa kita berada di jalur yang “benar”.
Layaknya Hansel & Gratel yang mencari jalan dengan melihat remah-remah roti sebagai penanda jalan, kami pun mencari jalan dengan melihat plakat-plakat yang ditebar sepanjang rute ini. Untungnya, tak seperti Hansel & Gratel, yang menggunakan roti sebagai penanda jalan, tanda-tanda petunjuk jalan di Luxembourg dibuat dari logam. Jadi tak khawatir hilang tertiup angin.
Cara Luxembourg City merancang jalur pejalan kaki untuk rute wisata, sungguh merupakan ide yang cemerlang. Tak semua orang mahir membaca peta. Belum lagi bila petanya terbang tertiup angin. Lagipula, dengan memberikan penanda seperti ini, membuat orang yang menjalani rute ini menjadi lebih semangat. Layaknya mencari harta karun dengan mencari tanda-tanda rahasia.
Tak heran bila rute ini menerima Penghargaan Henry Ford untuk konservasi alam dan warisan budaya di Eropa pada tahun 1996. Mungkin bisa dijadikan ide untuk beberapa tempat wisata di Indonesia.