Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Serasa Menjadi Hansel dan Gretel di Luxembourg

22 Mei 2020   12:52 Diperbarui: 22 Mei 2020   16:21 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abbey Neumunster di tepi Sungai Alzette, salah satu pemandangan khas Luxembourg City | Sumber: dokpri

Tempat menarik berikutnya adalah Plateau du Rham. Dataran tinggi ini dikelilingi oleh Sungai Alzette, dan merupakan saksi peradaban dari Jaman Besi. Dari Plateau du Rham, mengikuti rute, kami menuruni tangga menuju Sungai Alzette, menyeberangi Jembatan  Maierchen, jembatan tua yang digunakan sebagai pertahanan, dan sampailah di area Grund

Grund merupakan daerah tertua dari kota ini. Terletak di tepi sungai Alzette, Grund memiliki pondok-pondok indah yang terbuat dari batu, sungai- sungai kecil dan taman hijau. Damai rasanya saat menyusuri tempat ini. 

Di sini jugalah terdapat Abbey Neumünster, sebuah kompleks bangunan yang terdiri atas sebuah gereja dan 4 bangunan lain yang digunakan sebagai tempat tinggal para biarawan pada abad ke16. Sempat dijadikan rumah sakit militer, penjara. Sekarang ini dijadikan ruang publik tempat diselenggarakannya berbagai kegiatan, seperti konser, teater dan seminar. Grund menutup rute perjalanan Wenzel Walk.

Rute Wenzel Walk | Sumber: Nomadbiba.com
Rute Wenzel Walk | Sumber: Nomadbiba.com
Menyelesaikan Wenzel Walk, kami sepakat bahwa berjalan kaki adalah cara paling pas untuk mengenal kota Luxembourg. Terasa sekali bila rute ini didesain secara serius. 

Memandu para pengguna rute ini melalui perjalanan sejarah Luxembourg. Rute dibuat optimal, menghubungkan Kota bagian atas dan kota bagian bawah, dan melewati berbagai tempat penting, seperti Wenzel Wall, Abbey Neumünster, area kota tua, Plateau du Rham. 

Melewati rute ini, kita akan melihat berbagai keindahan, baik yang dibuat oleh alam maupun yang buatan manusia. Di setiap tempat akan diberikan penjelasan, dimana kita bisa mengetahui sejarah dan kisah yang ada di tempat tersebut. 

Rute ini dibuat sejelas mungkin. Berbagai tanda petunjuk ditebar sehingga orang tidak akan tersesat. Ada tanda yang ditanam di jalan. Ada juga yang dipasang di tembok. Kita hanya perlu mencari tanda tersebut untuk memastikan bahwa kita berada di jalur yang “benar”.

Salah satu penanda jalan yang ditanam di tanah | Sumber: Urbanfoxluxembourg.com
Salah satu penanda jalan yang ditanam di tanah | Sumber: Urbanfoxluxembourg.com
Untuk menjalani rute ini, tentunya bisa berpatokan pada peta, yang disediakan secara gratis di Tourist Information Center. Namun, rasanya lebih “seru” saat mencari tanda petunjuk jalan untuk ke tempat berikutnya.

Layaknya Hansel & Gratel yang mencari jalan dengan melihat remah-remah roti sebagai penanda jalan, kami pun mencari jalan dengan melihat plakat-plakat yang ditebar sepanjang rute ini. Untungnya, tak seperti Hansel & Gratel, yang menggunakan roti sebagai penanda jalan, tanda-tanda petunjuk jalan di Luxembourg dibuat dari logam. Jadi tak khawatir hilang tertiup angin.

Cara Luxembourg City merancang jalur pejalan kaki untuk rute wisata, sungguh merupakan ide yang cemerlang. Tak semua orang mahir membaca peta. Belum lagi bila petanya terbang tertiup angin. Lagipula, dengan memberikan penanda seperti ini, membuat orang yang menjalani rute ini menjadi lebih semangat. Layaknya mencari harta karun dengan mencari tanda-tanda rahasia.

Tak heran bila rute ini menerima Penghargaan Henry Ford untuk konservasi alam dan warisan budaya di Eropa pada tahun 1996. Mungkin bisa dijadikan ide untuk beberapa tempat wisata di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun