Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kiruna, Perjalanan Menembus Bintang

24 Mei 2019   08:16 Diperbarui: 25 Mei 2019   13:50 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kiruna adalah kota paling utara di Swedia. Salah satu tempat yang tak asing bagi para pemburu aurora borealis. Kiruna Juga akan terkenal akan Ice Hotel-nya. Kiruna bisa dicapai dengan kereta malam, yang dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur, dari Stockholm. 

Ada beberapa jadwal kereta dari Stockholm ke Kiruna. Salah satu jadwal yang "tepat" adalah berangkat dari Stockholm sekitar jam 6 sore dan tiba di Kiruna keesokan paginya sekitar jam 8 pagi. Tapi sayangnya, kami tidak berhasil mendapatkan tiket untuk jadwal tersebut. 

Alhasil kami harus mengambil kereta yang perlu ganti di kota Boden. Berangkat dari Central Station Stockholm sekitar pukul 11 malam, dan tiba di Boden pukul 11 pagi keesokan harinya. 

Di Boden, kami menunggu sekitar 20 menit untuk kereta yang akan membawa kami ke Kiruna. Perjalanan dari Boden ke Kiruna ditempuh sekitar 3.5 jam. Sore hari sekitar pukul 3 sore, tibalah kami di Kiruna.

Di Stasiun kereta Kiruna, terdapat bus antar-jemput gratis ke pusat kota Kiruna. Bus berhenti di terminal bus, dan di sini terdapat banyak hotel dan restoran. Dari sini, kami bisa berjalan kaki ke hotel. Hotel yang kami pilih adalah Hotel Vinterpalatset. Hotel kecil, tapi sangat cantik dan dan terawat. 

Karena lokasinya yang strategis, kami bisa berjalan kaki ke pusat kota untuk membeli makan malam dan membawanya ke hotel sembari menunggu jemputan tur kami. 

Malam ini, kami mengambil "Aurora Ride Tour", tour untuk melihat aurora sambil naik dog sleding (kereta luncur yang ditarik oleh sekumpulan anjing).

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi
Sekitar pukul 6 sore, kami dijemput oleh pihak tour. Setelah menjemput 2 peserta lain, kami langsung menuju ke lokasi tempat kami akan memulai aktivitas kami. 

Mobil berhenti di depan sebuah bangunan kecil, yang di dalamnya ternyata berisi beragam perlengkapan musim dingin yang akan dipinjamkan ke peserta tour. Kami diberikan jaket, sepatu bot dan sarung tangan. Perlengkapan yang diberikan betul-betul tebal. 

Memberikan keyakinan kepada kami untuk tidak gentar menghadapi suhu di bawah nol derajat dalam perjalanan di atas kereta luncur nantinya. 

Berikutnya, kami bertemu dengan musher, orang yang akan mengendalikan kereta luncur, dan juga dengan para penarik kereta luncur, yaitu sekumpulan anjing berbulu tebal. 

Beberapa di antaranya jenis anjing Husky. Anjing-anjing ini sibuk menyalak dan seperti tak sabar untuk mulai berlari menarik kereta. Tali kekang yang menghubungkan antara satu anjing dengan yang lainnya dipegang erat oleh musher. Kami pun mulai duduk di kursi kereta luncur yang dilapisi bulu. 

Ketika kami semua sudah siap, musher pun memberi aba-aba dan armada 10 anjing penarik kereta luncur langsung mulai berlari. Sungguh tak terbayangkan bahwa, pertama, anjing ternyata bisa sekuat itu untuk menarik 6 orang dalam 1 kereta luncur, dan kedua, fakta bahwa mereka bisa menarik kereta luncur dengan sangat cepat. 

Malam yang gelap, dengan sumber cahaya hanya pada penerangan yang dibawa oleh musher, membuat butiran salju di udara terlihat berkilauan. Luar biasa indahnya. Salju terlihat gemerlapan layaknya bintang. Perjalanan kami menembus butiran salju serasa perjalanan menembus bintang.  

Suasana senyap. Hanya derap kaki dan helaan nafas dari para anjing yang kami dengar. Memberi suasana magis malam itu. Dinginnya udara yang menusuk tulang, walaupun sudah memakai segala perlengkapan tebal, sebanding dengan apa yang kami lihat dan rasakan saat itu.  

Selama dalam perjalanan, semua terdiam, tak ada yang berbicara. Semuanya seperti sedang mereguk dan menyerap sepuas-puasnya pengalaman saat itu. Yang mungkin tak akan terulang lagi. Kami tersadar dari lamunan imajinasi kami, saat musher memberhentikan kereta luncur di depan sebuah pondok kayu. 

Sebuah pondok kecil yang dibangun dari kayu, dengan cahaya remang-remang yang mengintip dari bukaan jendelanya, seakan ingin mendorong kami untuk melanjutkan apa yang sedang kami imajinasikan sebelumnya. 

Memasuki pondok yang hanya diterangi dengan cahaya lilin, kami disambut dengan harumnya kayu manis. Kemudian kami diberikan cinnamon roll yang dihidangkan dengan secangkir miuman hangat. 

Kombinasi yang sangat pas. Perhentian di pondok ini sungguh merupakan hal yang tepat. Setelah sekitar setengah jam berada di luar dengan suhu di bawah nol, masuk ke dalam pondok, sangat membantu menghangatkan tubuh kami. 

Selain itu, perhentian ini juga memberi kesempatan bagi para anjing beristirahat. Mereka diberikan makanan dan minuman. Kami juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan para anjing dari dekat. 

Kami bisa menepuk-nepuk kepala mereka, sambil tak lupa membisikan ucapan terima kasih, telah bekerja keras menarik kereta kami. Ketika semuanya siap, kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini menuju ke tempat semula. Tentunya malam itu akan lebih sempurna apabila terjadi penampakan aurora borealis. 

Namun bagi kami, apa yang kami alami malam itu, sudah lebih dari cukup. Pengalaman malam itu, meresap dalam ingatan kami. Malam pertama di Kiruna, kami tutup dengan sauna yang disediakan oleh pihak hotel. Nikmat.

Gereja Kiruna (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Gereja Kiruna (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Pengalaman magis terus berlanjut di hari kedua. Bila semalam kami disuguhi pengalaman menembus bintang, hari ini hamparan salju putih sepanjang mata memandang, membuat kami serasa berada di negeri dongeng. Atap-atap rumah tertutup salju. Pohon-pohon pinus tertutup salju. 

Begitu pula dengan jalanan. Semuanya putih. Persis seperti dekorasi pada kue tart tema Natal. Hari masih pagi ketika kami mulai  menjelajah pusat kota Kiruna. Jalan tertutup salju yang cukup dalam. 

Kami berkunjung ke tourist information untuk mendapatkan informasi tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi, dan juga peta. Pusat kota Kiruna tidak besar, bisa dikelilingi dengan berjalan kaki. 

Salah satu bangunan penting di sini adalah Gereja Kiruna, yang dibangun dari kayu dengan gaya Sami Goathi. Gereja ini terpilih sebagai bangunan terindah di Swedia pada tahun 2001. 

Ice Hotel (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ice Hotel (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Selepas makan siang di restoran Thailand (kami pun kaget bisa menemukan makanan Thailand di sini), tujuan kami berikutnya adalah Ice Hotel. Cara ke sana cukup mudah, tinggal naik bus dengan tujuan Jukkasjärvi dari terminal bus di pusat kota. Sekitar 30 menit tibalah kami di Ice Hotel. 

Ice Hotel di Kiruna, adalah Ice Hotel yang pertama di dunia. Pertama kali dibuka pada 1990. Sesuai dengan bahan bangunannya yang terbuat dari es, maka hotel ini tidak permanen. Ia akan dibangun setiap tahun dengan desain yang berbeda. 

Namun sejak tahun 2016, Ice Hotel mendirikan bangunan permanen, baik bangunan yang terbuat dari es maupun bangunan yang terbuat dari bahan bangunan biasanya. Berkeliling dari satu ruang ke ruang lain membuat kami serasa berada di film "Frozen". 

Semuanya terbuat dari es. Terlebih ketika kami sampai pada sculpture yang berbentuk singgasana. Gambaran Elsa dan Anna langsung terlintas. Lengkap dengan "Let it go"-nya yang terngiang di telinga. 

Ice Hotel (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ice Hotel (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ice Hotel terletak di pinggir Sungai Torne. Pada saat musim dingin, air sungai membeku dan digunakan untuk bahan membangun Ice Hotel. Ketika musim panas, es yang membentuk bangunana akan mencair dan kembali ke sungai. Suatu konsep yang sangat menyatu denga alam. 

Juga karena lokasinya di hamparan padang luas, memungkinkan Ice Hotel mengadakan berbagai kegiatan musim dingin, seperti kereta luncur yang ditarik anjing, mobil salju dan juga berburu aurora borealis.

Tak jauh dari Ice Hotel, terdapat satu tempat yang sangat menarik untuk dikunjugi, Sami Village. Lokasinya hanya beberapa ratus meter dari Ice Hotel. Cukup berjalan kaki, bisa sampai ke sana. Di Sami Village, kita bisa belajar tentang suku Sami, yang merupakan suku asal Swedia. 

Kita juga bisa melihat rusa kutub dan memberi mereka makanan. Rusa kutub adalah hal penting dalam budaya Sami. Mereka menggunakan setiap bagian rusa, seperti kulit untuk membuat sepatu, tanduk untuk membuat pisau dan daging untuk dimasak. Kerajinan sami juga terkenal, mereka menggunakan bahan alami dengan ornamen yang rumit. 

Rusa kutub di Sami Village (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Rusa kutub di Sami Village (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Beruntung kami sempat mampir ke cafe-nya. Desainnya unik. Semuanya terbuat dari kayu. Ada perapian dengan kayu bakar di tengah ruangan. Juga disediakan proyektor yang memutar film tentang suku dan budaya Sami. Menikmati sepotong cinnamon roll dan secangkir coklat hangat. Menghangatkan badan sambil menonton film yang diputar. Sederhana yang sempurna.

Sore, sekitar pukul 4.30, saatnya kembali ke kota. Dengan menaiki bus yang sama dari depan Sami Village, kami sampai kembali ke terminal bus pusat kota. Sore itu pula, kami harus kembali ke Stockholm. 

Kereta kami berangkat sekitar pukul 6 sore. Sama dengan perjalanan kedatangan, malam ini semua tempat tidur di kompartemen kami juga penuh. Kami tiba di Stockholm keesokan paginya. 

Kiruna, negeri dongeng dengan "istana" es dan perjalanan menembus bintang. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan.

Catatan: 

Perjalanan kami lakukan di bulan February.

Bus ke Ice Hotel: Bus no 501 dengan tujuan Jukkasjärvi. Sedikit tips, mengingat jadwal bus memiliki interval yang cukup panjang, lebih baik pastikan jadwal dan jangan sampai terlambat. 

Tour di Ice Hotel yang berbahasa Inggris tersedia pada pukul 12 siang dan pukul 4 sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun