Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kiruna, Perjalanan Menembus Bintang

24 Mei 2019   08:16 Diperbarui: 25 Mei 2019   13:50 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Beberapa di antaranya jenis anjing Husky. Anjing-anjing ini sibuk menyalak dan seperti tak sabar untuk mulai berlari menarik kereta. Tali kekang yang menghubungkan antara satu anjing dengan yang lainnya dipegang erat oleh musher. Kami pun mulai duduk di kursi kereta luncur yang dilapisi bulu. 

Ketika kami semua sudah siap, musher pun memberi aba-aba dan armada 10 anjing penarik kereta luncur langsung mulai berlari. Sungguh tak terbayangkan bahwa, pertama, anjing ternyata bisa sekuat itu untuk menarik 6 orang dalam 1 kereta luncur, dan kedua, fakta bahwa mereka bisa menarik kereta luncur dengan sangat cepat. 

Malam yang gelap, dengan sumber cahaya hanya pada penerangan yang dibawa oleh musher, membuat butiran salju di udara terlihat berkilauan. Luar biasa indahnya. Salju terlihat gemerlapan layaknya bintang. Perjalanan kami menembus butiran salju serasa perjalanan menembus bintang.  

Suasana senyap. Hanya derap kaki dan helaan nafas dari para anjing yang kami dengar. Memberi suasana magis malam itu. Dinginnya udara yang menusuk tulang, walaupun sudah memakai segala perlengkapan tebal, sebanding dengan apa yang kami lihat dan rasakan saat itu.  

Selama dalam perjalanan, semua terdiam, tak ada yang berbicara. Semuanya seperti sedang mereguk dan menyerap sepuas-puasnya pengalaman saat itu. Yang mungkin tak akan terulang lagi. Kami tersadar dari lamunan imajinasi kami, saat musher memberhentikan kereta luncur di depan sebuah pondok kayu. 

Sebuah pondok kecil yang dibangun dari kayu, dengan cahaya remang-remang yang mengintip dari bukaan jendelanya, seakan ingin mendorong kami untuk melanjutkan apa yang sedang kami imajinasikan sebelumnya. 

Memasuki pondok yang hanya diterangi dengan cahaya lilin, kami disambut dengan harumnya kayu manis. Kemudian kami diberikan cinnamon roll yang dihidangkan dengan secangkir miuman hangat. 

Kombinasi yang sangat pas. Perhentian di pondok ini sungguh merupakan hal yang tepat. Setelah sekitar setengah jam berada di luar dengan suhu di bawah nol, masuk ke dalam pondok, sangat membantu menghangatkan tubuh kami. 

Selain itu, perhentian ini juga memberi kesempatan bagi para anjing beristirahat. Mereka diberikan makanan dan minuman. Kami juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan para anjing dari dekat. 

Kami bisa menepuk-nepuk kepala mereka, sambil tak lupa membisikan ucapan terima kasih, telah bekerja keras menarik kereta kami. Ketika semuanya siap, kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini menuju ke tempat semula. Tentunya malam itu akan lebih sempurna apabila terjadi penampakan aurora borealis. 

Namun bagi kami, apa yang kami alami malam itu, sudah lebih dari cukup. Pengalaman malam itu, meresap dalam ingatan kami. Malam pertama di Kiruna, kami tutup dengan sauna yang disediakan oleh pihak hotel. Nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun