Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalan-jalan "Plus"

5 April 2019   08:36 Diperbarui: 5 April 2019   08:47 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selalu mengasyikan memang, bila kita berkesempatan mengunjungi tempat baru. Biasanya, tempat-tempat yang menarik orang untuk berkunjung adalah tempat yang indah-indah. 

Wajar, melihat yang indah-indah tentunya membuat senang. Ditambah lagi bisa "pamer" di sosial media. Atau juga tempat-tempat yang punya menu andalan. Tak heran banyak wisata dengan tema kuliner. Mencicipi makanan khas suatu tempat memang pengalaman seru, apalagi bila bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh.

Namun, juga ada hal-hal lain yang tak kalah menarik yang bisa kita lakukan waktu jalan-jalan.  Contohnya bila kita jalan ke Thailand. 

Walaupun biasanya Thailand terkenal sebagai surganya belanja (masih teringat serunya belanja di Catuchak weekend market) dan makanan (puasnya bisa makan durian tanpa batas di Baiyoke Hotel), banyak hal seru lainnya yang bisa kita lakukan di Thailand. Mari kita kulik aktivitas apa saja yang bisa kita lakukan di Thailand selain belanja dan makan.

Mempelajari Keterampilan khas setempat

Thai Massage

Bagi penggemar pijat, tentu sudah tahu tentang Thai Massage. Teknik pijatan ala Thai ini memang enak. Pas untuk mengatasi pegal-pegal. 

Nah, bila tertarik belajar Thai Massage, ada beberapa tempat yang menawarkan kursus singkat. Sabai De Ka Thai Massage School yang berlokasi di Chiang Mai menawarkan berbagai program, mulai dari yang hanya memerlukan waktu 3 jam (belajar pijat kepala dan pundak) sampai yang memerlukan waktu 5 hari (belajar keseluruhan teknik pijat). 

Menariknya, ada program belajar pijat untuk diri sendiri. Lumayan, bila lelah tak perlu lagi pergi ke tempat pijat. Harganya pun cukup terjangkau. Untuk kursus 3 jam, dipatok harga 1200 baht (sekitar Rp 550.000).

Sumber: SBS
Sumber: SBS
Thai Cooking Class

Seperti kita ketahui, makanan Thai makin mendunia. Rasanya kita tak asing lagi dengan Phad Thai (seperti kwetiaw goreng yang disajikan dengan taoge segar, daun bawang dan irisan nangka), Somtum (salad pepaya yang rasanya komplit, asam, manis, pedas), Phad Kra Pao (nasi yang diberi tumisan daging giling dan daun basil), dan tentunya tak ketinggalan Tom Yam Goong (soup udang, yang rasanya asam, manis dan pedas). 

Makanan Thai memang enak. Bila ingin bisa memasak sendiri, banyak tempat yang menawarkan kursus masak makanan Thai. Uniknya, ada beberapa tempat kursus yang memadukan dengan pengalaman belanja bahan-bahan di pasar tradisional, seperti yang dilakukan oleh Cooking with Poo and Friends di Bangkok. 

Untuk jenis masakannya, kita bisa memilih dari berbagai menu yang ditawarkan. Hasilnya bisa kita bawa pulang. Harga kursus masak biasanya berkisar 1500 baht (sekitar Rp 650.000) sudah termasuk dengan tur ke pasar dan bahan-bahan makanan.

Gold Leaf Painting

Terlepas dari suka seni atau tidak, belajar membuat lukisan dari kertas emas sangat menarik. Kita diajarkan teknik yang digunakan pada jaman dulu. Tak perlu bakat seni untuk bisa ikut kursus ini. Kita diajarkan tahap demi tahap, mulai dari perkenalan bahan, menggambar desain yang kita inginkan, hingga menempelkan kertas emas. 

Jadi bila yang ingin punya karya seni hasil buatan sendiri, kursus in bisa menjadi pilihan. Salah satu tempat untuk belajar di Bangkok, bisa dicoba ke tempat seniman Terasin. Ia menawarkan kursus yang berlangsung sekitar 5 jam ini dengan harga EUR 70 ( sekitar Rp 1.100.000).

Belajar jadi pawang Gajah

Bagi yang suka dengan gajah dan ingin tahu lebih banyak tentang gajah, bisa belajar tentang gajah di Elephants World yang berlokasi tak jauh dari Kanchanaburi. Di sini diajarkan cara mengurus gajah, mulai dari memberi makan, memandikan di sungai dan membersihkan tempat tinggalnya. Programnya 1 hari dengan biaya 2.500 baht (sekitar Rp 1.000.000). Bila ingin belajar lebih dalam lagi, mereka menyediakan program belajar menjadi pawang gajah. Untuk program ini, ada yang dari 1 sampai 4 minggu. 

Mempelajari budaya setempat

Tak Bat, Tradisi memberi sedekah kepada Biksu di pagi hari. 

Salah satu aktivitas yang biasa dilakukan oleh orang Thailand adalah Tak Bat, yaitu memberi sedekah kepada Biksu di pagi hari. Biksu yang sehari-hari belajar agama dan tidak bekerja, mengandalkan pemenuhan keperluan hidupnya dari pemberi sedekah. 

Bsgi pemberi sedekah, memberikan sedekah merupakan bentuk penghargaan dan terima kasih kepada Biksu yang sudah mengajarkan nilai-nilai baik dan budi pekerti kepada orang lain. 

Biasanya mereka memberikan makanan, minuman atau bunga lotus. Bila berkunjung ke Thailand, kita bisa ikut melakukan tradisi ini, asal bisa bangun pagi. Kegiatan ini biasanya mulai dari pukul 5.30 pagi, saat biksu keluar dari kuil sampai pukul 8 pagi, saat biksu harus sudah berada di kuil lagi dan tidak akan keluar kuil sepanjang sisa hari. 

Bila belum tahu caranya, ada baiknya ikut program tur, karena kita akan diajarkan tata caranya. Diantaranya, makanan yang disiapkan tidak boleh mengandung daging, sebelum memberi kepada Biksu, kita harus melepas alas kaki, berlutut untuk menerima berkat, dan terutama untuk para wanita, tidak boleh bersentuhan dengan Biksu.

Homestay, tinggal bersama penduduk di pedesaan

Salah satu desa yang menerima tamu untuk tinggal bersama adalah Mae Kampong, yang lokasinya sekitar 1 jam dari Chiang Mai. Mae Kampong merupakan proyek percontohan homestay pertama di Thailand. Desa ini hidup dari perkebunan kopi dan teh. 

Kita bisa tinggal di rumah penduduk dan melihat cara hidup mereka dan bahkan ikut berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari mereka, seperti mengumpulkan daun teh di hutan, belajar menanam kopi atau cara membuat bantal dari daun teh. Biaya untuk menginap di sini sekitar 800 baht (sekitar Rp 350.000).

Sumber: Thaizer
Sumber: Thaizer
Memberi kontribusi untuk penduduk setempat

Salah satu bentuk kontribusi yang bisa kita lakukan di Thailand adalah menjadi guru bahasa Inggris bagi suku-suku di pedalaman. Di Chiang Mai, ada program menjadi guru bahasa Inggris selama 1 hari untuk anak-anak suku Karen. 

Suku Karen adalah suku di Thailand yang terkenal akan wanitanya yang berleher panjang (tentu tidak semuanya, hanya dari suku Karen Kayan Lawhi).Pengalaman yang pasti menarik, bisa berinteraksi langsung dengan penduduk setempat. Selain mengajar, kita juga bisa melihat dan belajar tentang budaya mereka. 

Homestay juga merupakan bentuk kontribusi yang kita bisa lakukan bagi penduduk setempat. Dengan tinggal bersama penduduk setempat, selain kita belajar tentang cara hidup dan budaya setempat, penduduk setempat juga terbantu karena mereka mendapat penghasilan tambahan. Juga mendorong mereka untuk tetap mempertahankan tradisi mereka. Konsep yang menguntungkan bagi semua pihak.

Jadi, mulai sekarang berikan nilai tambah untuk acara jalan-jalan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun