Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum sembuh dari trauma yang terjadi pada tahun 1998 dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi yang menjadikannya sebagai salah salah satu periode paling sulit dalam sejarah perekonomian negara. Pada masa presidensial saat ini, ketidakstabilan mulai mengguncang perekonomian Indonesia. Banyak masyarakat yang sudah mulai melek akan hal ini, namun, apakah patut ditakuti? Takut jika suatu hari negara kita akan mengalami krisis seperti pada '98?.
Artikel ini saya tulis untuk menjawab pertanyaan tersebut dan mengedukasi kita semua, menilai kesiapan Indonesia menghadapi kemungkinan krisis di era sekarang, serta panduan sikap tepat bagi masyarakat.
Penurunan pertumbuhan ekonomi tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh kelemahan internal dalam sektor usaha nasional. Beberapa kelemahan internal tersebut meliputi rendahnya nilai ekuitas, ketergantungan yang tinggi pada pinjaman bank, penggunaan komponen impor yang tinggi dan segmen pasar yang terbatas. Keadaan ini menunjukkan bahwa selain tekanan eksternal, seperti krisis moneter regional, ada juga masalah internal yang perlu diatasi dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi nasional.
Saat krisis melanda, likuiditas menjadi sangat terbatas akibat depresiasi rupiah yang tajam dan krisis perbankan. Perusahaan dan pemerintah menerapkan pengelolaan kas yang sangat ketat, mengutamakan pengeluaran prioritas, melakukan efisiensi biaya, dan merencanakan kebutuhan kas dengan cermat. Strategi ini membantu menghindari kebangkrutan massal dan menjaga agar roda ekonomi tetap berputar meski dalam tekanan ekstrim.
Apakah Indonesia siap menghadapi krisis jika hal tersebut terjadi?
Indonesia saat ini sudah jauh lebih siap dari segi manajemen keuangan dan kebijakan fiskal. Pelajaran dari krisis 1998 telah mendorong perbaikan regulasi, reformasi sektor perbankan, dan penerapan sistem manajemen kas yang lebih modern serta transparan. Pemerintah juga mampu menyiapkan langkah antisipatif seperti stimulus fiskal dan defisit anggaran terkendali saat menghadapi pandemi Covid-19, yang menunjukkan kemampuan adaptasi yang lebih baik.
Sebagai masyarakat, kita perlu mengambil sikap bijak dengan meningkatkan literasi keuangan pribadi dan waspada dengan perubahan kondisi ekonomi. Kita harus selalu mengelola pengeluaran dengan bijak, menyimpan dana darurat, dan berhati-hati dalam mengambil kredit yang berisiko tinggi. Kita juga perlu menanamkan sikap proaktif, hal ini akan membantu kita sebagai masyarakat bertahan dalam situasi krisis sekalipun.
Indonesia bisa bangkit dari krisis ekonomi pada tahun 1998 karena manajemen kas yang solid sebagai fondasi utama dalam menghadapi krisis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI