Mohon tunggu...
VIRGIE SESILIA BUATON N
VIRGIE SESILIA BUATON N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Solusi dari Permasalahan Impor Ekspor yang Ada di Indonesia

6 Desember 2021   21:06 Diperbarui: 6 Desember 2021   21:12 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jumlah kegiatan ekspor yang meningkat akan menyebabkan permintaan mata uang domestik naik dan nilai tukar menguat disamping mengakibatkan tenaga kerja terserap secara penuh yang berarti tingkat pengangguran berkurang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai tukar ialah impor. 

Impor yang tinggi berdampak pada permintaan mata uang negara lain meningkat sehingga mata uang domestik melemah. 

Selain impor investasi dan modal,akan menurunkan produksi  di dalam negeri, meningkatnya pengangguran dan pendapatan menurun sehingga  daya beli masyarakat juga melemah.

Permasalahan impor dan ekspor yang sedang dihadapi Indonesia

Beberapa persoalan pada ekspor impor pada pertanian, salah satunya merupakan beberapa kebijakan yang menyulitkan petani serta masyarakat rakyat kecil.  

Tetapi pemerintah pusat juga Pemerintah Daerah dan semua pihak yang terkait malah cenderung memandang sebelah mata sektor pertanian tanaman pangan. 

Keterangan paling gamblang perihal itu: lahan pesawahan-- termasuk yg beririgasi teknis --terus menyusut secara signifikan dampak tergusur aneka kepentingan nonpertanian, terutama permukiman dan industri. 

Buruknya infrastruktur pendukung, kondisi pertanian Tanah Air masih memprihatinkan. Selain kurangnya lahan, infrastruktur pertanian juga dinilai tidak memadai. Hal tersebut menyebabkan kondisi pangan di Indonesia kurang mencukupi.

Minimnya sarana serta prasarana pendukung pertanian nasional membentuk kualitas beras nasional masih belum kompetitif dengan beras impor. Padahal, kebutuhan pangan nasional semakin lama makin semakin tinggi. pada konflik lahan yang minim, Kementerian Pertanian mengeluhkan minimnya ketersediaan lahan buat pembukaan sawah baru di banyak sekali daerah. 

Persoalan ini mempengaruhi proses produksi serta besaran pasokan beras yang bisa dipenuhi oleh petani pada negeri. serta minimnya energi kerja.

Globalisasi membuat rakyat Indonesia sekarang ogah untuk bekerja menjadi petani. Padahal, Bila memanfaatkan ini, Indonesia mampu terkenal diseluruh dunia menjadi negara agraris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun