Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Amien Rais Turun Gunung Menuju Pilpres 2024?

30 Agustus 2020   12:39 Diperbarui: 30 Agustus 2020   12:33 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais Sag Bapak Reformasi turun gunung. Sumber: Pikiranrakyat.com

Rupanya jiwa pejuang yang tak kenal lelah buat Amien Rais membuatnya tetap eksis di jagat perpolitikan Indonesia, kalau kata anak Betawi " Amien Rais tak ada matinya" untuk politik di Indonesia. Apa lagi sebagai Bapak reformasi, Amien Rais tahu betul  carut marutnya perpolitikan di Indonesia. Dan dengan wawasan keilmuan yang mempuni  dibidang politik, jangan janga lupa, Beliau itu memang keahlianya ilmu politik, jadi tak heran soal politik itu seperti makanan beliau sehari-hari, diakui atau tidak, Beliau memang pakar di bidang politik.

Nah terdengan kabar Beliau akan membangun partai baru yang simbolya konon mirip dengan partai yang pernah dibangunnya, PAN, Partai Amanat Nasional, yang sekarang sepertinya pecah . Entah bagaimana mulanya, yang jelas sepertinya suara Beliau di dalam partai yang dibangunya mungkin sudah atau tidak didengar lagi, ya maklum, PAN itu mendukung pemeritah yang sekarang, sementera Amien Rais sangat kritis dengan pemerintahan yang ada.

Dalam pandangan saya yang awam dalam politk, langkah Amien Rais sedang dipersiapkan menuju Pilpres 2024, ya apa lagi? Itu mungkin yang disindir Megawati ketika berkata, diberbagai media " Banyak yang ingin menjadi presiden" klik aja judul tersebut, akan ketemu di mbah Google. Kata tersebut dikatakan Megawati ketika  dideklarasikan KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, pada tanggal 18 Agustsu 2020 yang lalu. KAMI lahir dan sudah dibahas diberbagai media, baik di ILC atau di forum-forum resmi lainnya.

Biarkan KAMI lahir, kita balik ke sosok Amien Rais, yang walaupun di bully oleh mereka yang tak suka padanya, Amien Rias tetap kokoh, bagai karang yang tetap berdiri tegak  walaupun dihantam ombak! 

Kalau soal dibully di media social sih kecil, ga ada apa-apanya. Jangan lupa, ketika di era Orde Baru, Amien Rais yang paling lantang bersuara, agar ada pergantian puncak pimpinan di Indonesia, itu bukan hal mudah, karena taruhannya, bisa hilang ditelan bumi! Jadi jika sekarng banyak orang yang mengecilkan sepak terjang Beliau di arena politik, orang tersebut seperti " Kacang lupa kulitnya".

Boleh dikatakan, jika Amien Rais tak bersuara pada saat Ode Baru Lalu, kita tak meresakan adanya Orde Refomasi, maka tepatlah Beliau mendapat julukan " Bapak Reformasi" dan kata itu masih relevan hingga sekarang ini. 

Bila ada yang tak mengakui, itu anak kemarin sore. Jangan lupa juga berkat Orde Reformasi yang sudah berjalan 22 tahun, sejak 1998, kita merasakan semua demokrasi politik yanagak berbeda dengan Orde Baru. Orang-orang seperti Rocky Gerung, misalnya, mungkin tak akan pernah lahir bila tak ada reformasi?

Jadi bahagialah yang masih merasakan Orde Reformasi sekarang, dan jangan lupankan, itu salah satunya berkat keberanian Amien Rais menyuarakan suara hati nurani rakyat di jaman Orede Baru! Kalau sekarang banyak yang mengaku pahlawan, itu pahlawan kesiangan! Kalau ada yang yang mengecilkan jasa Amien Rais, samalah, sebelas dua belas dengan Pahlawan Kesiangan. 

Loh kok seperti nya penulis pendukung berat Amien Rais? Ya enggak lah, biasa saja. Penulis dalam hal ini tetap netral, mari biasakan, kita menduduki seseorang sesuai dengan proporsi dan keahliannya. Jadi jangan karena benci lantas, menghilangkan jasa-jasa orang, itu tak adil namanya.

Oke, kita kembali ke Amien Rais yang akan mendirikan partai baru. Rupanya Beliau sudah tak cocok dengan partai yang dibidaninya dulu, PAN. Kalau cocok mengapa harus mendirikan partai baru? Itu sama dengan Fahri Hamzah yang ikut jatuh bangun mendirikan PKS, sekarang terpaksa harus medirikan partai baru, Partai Gelora, Partai Gelombang Rakyat, bersama Anis Matta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun