Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara Rusia Memerangi Rokok Patut Ditiru Indonesia

28 November 2017   16:13 Diperbarui: 28 November 2017   19:47 3194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan coba- coba merokok di dalam Metro, penumpang lain akan bereaksi. Foto: Syaripudin Zuhri.

4. Mem-blur Adegan Rokok di Film  

Yang nomor empat ini agak unik juga jika Anda melihat film di TV-TV Rusia maka Anda tidak menemukan adegan orang sedang merokok, jikapun ada maka rokok yang dihisap oleh artis atau aktor akan diblur, persis di kita bila ada pencuri atau perampok yang ketangkap polisi kemudian diberitakan di TV, diblur wajahnya, alasannya praduga tak bersalah, karena menurut hukum di kita, orang dikatakan bersalah bila sudah diputuskan oleh hakim, baik di tingkat pengadilan negeri, pengadilan tinggi maupun di Mahkamah Agung.

Kita tinggalkan hukum di kita, kembali ke perokok di film yang kita disiarkan di TV- TV Rusia diblur. Jadi tak nampak adegan orang sedang merokok. Tapi celakanya adegan yang 17 tahun ke atas tak di blur, baik yang di iklan maupun yang di film, walaupun di TV tersebut dicantumkan usia bagi penonton. Jadi sepertinya merokok lebih berbahaya dari pada "gituan" di Rusia. Maka kalau ada adegan yang 17 tahun ke atas, di pojok televisi anda ada tulisan 18+. Kalau bebas usia, ya ditulis juga 0+, unikan?

Lihat itu.. Merokok bisa membunuhmu! Siapa takut? Kata perokok. Foto: Syaripudin Zuhri.
Lihat itu.. Merokok bisa membunuhmu! Siapa takut? Kata perokok. Foto: Syaripudin Zuhri.
5. Melarang Merokok di Ruang Tertutup 

Nah yang ink sudah berlaku lama, makanya kalau pakai bahasa anak muda bagi perokok di Rusia mungkin akan terdengar kalimat begini "Kacian deh lu!" bagi perokok di Rusia memang terasa "menderita" apa lagi di musim dingin seperti sekarang, saat tulisan ini dibuat, tak boleh merokok di dalam ruang, maka mereka terpaksa merokok di luar sambil kedinginan. Kasihan kan? Jika pun disediakan di ruang tertutup, di mana itu? Di WC!

Itulah yang namanya perokok dan sudah kecanduan, merokok di WC pun jadilah. Coba itu, sampai segitunya pemerintah Rusia memerangi rokok untuk kesehatan warganya. Dan sebagai orang bilang "bukankah mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobati". Dengan cara ini Rusia telah menghemat anggaran kesehatan bisa milyaran rubel. Keren kan?


6. Menyediakan Tempat Rokok Khusus 

Nah cara ke enam ini mungkin Rusia sedikit "baik hati" bagi perokok, ok Anda mau merokok, merokoklah di tempatnya. Dan lagi-lagi kebanyakan tempat merokok disediakan di ruang terbuka, bukan di ruang tertutup. Jika pun ada yang nekad di ruang tertutup seperti di WC tadi, ternyata tidak semuanya, ada WC yang bahkan membuat pengumuman "dilarang merokok " dengan gambar rokok yang disilang dan ditambah denda, "strap" kata mereka, tertulis 1.000 rubel.

7. Menaikkan Pajak Rokok 

Ini mungkin tak masalah bagi pecandu rokok, rata-rata untuk ukuran sekelas rokok Mallboro harganya sekitar 150 rubel atau +-30 ribuan rupiah. Dengan rokok dinaikan pajaknya diharapkan tidak terjangkau oleh masyarakat kebanyakan. Untuk cara yang ketujuh ini memang kurang efektif, karena bagi perokok hal tersebut bukan masalah. Berapapun harganya tetap dibeli.

Hal ini sama dengan memasang gambar atau foto di setiap bukusan rokok, akibat merokok, seperti paru-paru yang terbakar, gambar tengkorak dan lain sebagainya. Lucunya gambar tersebut bahkan menjadi bahan lelucon bagi perokok, "Memangnya gue anak kecil ditakut-takuti tengkorak! Siapa takut? " atau lelucon yang lain "itukan gambarnya yang serem, rokoknya kan tak apa-apa, ga menyeramkan, bahkan dikemas dengan menarik".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun