Mohon tunggu...
Vira Santisya Azahra
Vira Santisya Azahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2

It's an immpossibility to be perfect but it's possible to do the best

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Home Sweet Home

1 Maret 2022   18:27 Diperbarui: 1 Maret 2022   18:29 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     

      

       Suasana rumah sore itu terbilang cukup ramai, menonton film ditemani segelas susu panas yang ibu buat merupakan kenikmatan yang tiada tara. Udara dingin bekas hujan tadi siang masih terasa hingga kini, tidak ada yang mau melepas selimut yang menempel pada tubuh masing-masing kecuali Shaka, satu-satunya orang yang tidak mau bergabung menonton film bersama yang lain, ia hanya sibuk memetik gitar yang sejak tadi ada di pangkuan nya.

     Bukannya dia tidak menyukai film, hanya saja film yang ditonton oleh saudara-saudara nya adalah film horor. Perlu diketahui, Shaka adalah satu-satunya orang di dalam keluarga nya yang tidak menyukai film horor bahkan kedua orang tua nya saja merupakan penggemar setia film berbau hantu tersebut. Karena itu setiap keluarga nya mengadakan nobar alias nonton bareng yang mereka jadwal kan setiap akhir pekan Shaka hanya akan berdiam diri di kamarnya seperti sekarang ini.

     Pernah suatu hari Shaka dipaksa oleh adik-adik nya untuk ikut menonton film Pengabdi Setan yang saat itu tengah booming di bioskop, alhasil dia tidak berani pergi ke kamar mandi sendiri bahkan ia memaksa Bian selaku yang paling normal diantara adik-adiknya yang lain untuk menemani nya tidur selama hampir sebulan penuh. Bukan bermaksud mengatai adiknya yang lain tidak waras tapi jika ia meminta yang lain menemani nya, bukannya tidur, mereka pasti akan mengusili Shaka yang notabene-nya penakut.

     Tio, dia adalah yang jarak usia nya paling dekat dengan Shaka tapi jangan kira, walaupun si primadona kampus ini  wajahnya ramah dan menjadi menantu idaman ibu-ibu komplek, tetap saja dia akan kembali ke jati dirinya yang sebenarnya ketika berada di rumah, menjadi seorang kakak sekaligus adik yang senang menjahili saudara nya. Seperti mengusili Bian yang sedang tertidur pulas ketika tidak ada teman mengobrol padahal Bian sendiri saat itu baru saja pulang dari acara sekolah nya.

     Bian sendiri merupakan anak yang sangat penurut diantara saudaranya yang lain, si Ketua Osis yang sebentar lagi melepas jabatannya ini selalu menjadi tempat para saudara-saudara nya berkeluh kesah, selain kalem Bian juga merupakan penasehat yang baik bahkan tak jarang Shaka dan Tio selaku kakak nya pun sering meminta saran dan pendapat dari nya.

     Kalau Tio hanya jahil dalam batas yang wajar, yang satu ini jahilnya diluar batas normal bahkan ayam Pak RT pun menjadi sasaran kejahilannya, Kala namanya. Kembaran Bian ini tingkat ke absurd-an nya sudah terkenal sampai ke telinga para tetangga di komplek, kalau Bian kalemnya minta ampun, Kala ini kebalikannya. Orang tua nya saja heran dengan kelakuan anak yang satunya ini, pernah suatu ketika dia menggantung anak ayam milik Jihan yang baru dibelinya itu ke dalam kresek lalu menyimpannya di halaman belakang lantaran kesal dengan suara si ayam yang sangat berisik. Adiknya yang saat itu mencari ke segala sisi rumah hanya bisa melongo tidak percaya dengan kelakuan sang kakak yang baru saja datang sambil memakan cilor dan dengan santai mengatakan ayamnya sudah ia gantung di halaman belakang.

     Si bungsu yang merupakan satu-satunya anak perempuan di keluarga mereka ini tak jarang menjadi sasaran utama kejahilan kakak-kakak nya tak terkecuali Bian dan Shaka, bahkan ketika dia sedang diam pun ada saja salah satu dari mereka yang mengganggu nya tapi dibalik itu semua dia tetaplah adik kecil kesayangan para kakak nya terutama Kala, siapa sangka walaupun ia jahil nya minta ampun, dia adalah orang yang paling dekat dengan Jihan diantara yang lainnya, umur mereka pun tidak berbeda jauh, hanya terpaut 3 tahun.

     "Tio! Lo lama banget sih di kamar, gue tinggal nih ya" Shaka yang saat itu sudah siap dengan pakaian kuliah nya dibuat kesal lantaran Tio yang sedari tadi belum keluar kamar, mana dia ada quiz lagi pagi ini. Diantara mereka berlima memang hanya Shaka dan Tio yang sudah memasuki jenjang perkuliahan bahkan adiknya yang bungsu saja masih SMP.

     "Kenapa sih kak teriak-teriak begitu" Bunda yang baru datang dari dapur untuk mengantar kopi untuk ayah terheran melihat putra sulung nya yang sedari tadi berteriak memanggil nama Tio.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun