Mohon tunggu...
Egizhia Vio Sorando
Egizhia Vio Sorando Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM 24107030128) | viosorando455@gmail.com

Suka bikin tulisan yang disuka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nggak Enakan Terus, Kapan Bahagianya?

3 Juni 2025   20:00 Diperbarui: 3 Juni 2025   19:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pexels/Tim Mossholder 

Sering kali, kita takut nolak karena orang sekitar bikin "enggak" terasa seperti dosa besar. Makanya, penting banget punya lingkungan yang sehat---yang nggak langsung ngambek atau drama kalau kamu bilang "aku nggak bisa".

Kalau lingkungan kamu sekarang toxic, ya nggak harus langsung pergi, tapi kamu bisa mulai pasang pagar. Temenan boleh, tapi jangan sampai kamu jadi korban rasa nggak enakan terus.

Rasa nggak enakan ini tuh unik. Dia muncul nggak diundang, tapi bikin hidup jadi ribet sendiri. Kayaknya pengin nolak, tapi udah keburu mikir, "Aduh, nanti dia mikir aku nggak peduli," atau "Ntar aku dikira sombong." Jadi kamu pun nurut aja, padahal dalam hati berontak.

Kebiasaan ini sering banget muncul dari hal-hal kecil. Misalnya diminta temenin beli sesuatu padahal kamu capek banget. Atau diajak nongkrong di hari kamu pengin rebahan total. Tapi yaudah, kamu jalan juga, dengan senyum setengah hati. Bukan karena kamu pengin, tapi karena nggak enak nolaknya.

Masalahnya, rasa nggak enakan ini tuh bisa jadi racun kalau nggak dilatih. Kita jadi terlalu sering mengorbankan diri sendiri, sampai akhirnya capek. Bukan cuma capek fisik, tapi juga capek batin. Apalagi kalau ternyata orang-orang yang kamu jaga perasaannya itu... nggak pernah segitunya jaga perasaan kamu balik.

Makanya penting banget belajar buat bilang "nggak" dengan cara yang sehat. Bukan berarti kamu jadi orang keras atau cuek, tapi kamu ngasih batas yang jelas. Supaya orang tahu kalau kamu juga punya ruang pribadi yang harus dihargai.

Kadang kita mikir kalau nolak itu bakal nyakitin orang lain. Tapi nyatanya, kalau kamu bisa bilang "nggak" dengan cara yang sopan dan jujur, banyak orang justru akan ngerti. Contoh simpelnya, daripada kamu bilang, "Maaf ya, aku nggak bisa nemenin," sambil kasih seribu alasan yang nggak jelas, lebih baik kamu bilang, "Aku lagi butuh waktu buat istirahat, besok aku kabarin lagi ya." Simple, jujur, dan tetap hangat.

Hal lain yang sering bikin kita nggak enakan adalah karena terlalu mikirin validasi. Kita pengin dilihat sebagai orang yang baik, ramah, bisa diandalkan. Tapi jadi orang baik itu bukan berarti harus selalu setuju sama semua hal. Baik itu juga soal tahu kapan harus bilang, "Aku nggak nyaman," atau, "Aku butuh jeda."

Dan ini juga penting: kamu nggak egois hanya karena nolak sesuatu. Self-care bukan egois. Menjaga kesehatan mental dan fisik itu bukan tanda kamu nyuekin orang lain. Justru, dengan jadi versi terbaik dari dirimu sendiri, kamu bisa lebih hadir buat orang-orang yang kamu sayang---tanpa rasa terpaksa.

Memang, belajar lepas dari rasa nggak enakan itu proses dan nggak instan. Kadang kamu udah niat nolak, tapi mulut masih refleks bilang, "Boleh deh." Tapi pelan-pelan, kamu bisa. Mulai dari situasi yang ringan. Mulai dari orang-orang yang dekat. Dan jangan lupa kasih ruang buat dirimu buat belajar. Kamu nggak harus sempurna, cukup sadar aja dulu bahwa kamu berhak punya batasan.

Lingkungan juga berperan besar. Kalau kamu dikelilingi orang-orang yang suka baper kalau kamu nolak, ya wajar kalau kamu makin susah bilang "enggak." Tapi makin lama, kamu bakal sadar siapa aja orang yang beneran bisa menghargai kamu. Karena orang yang sehat secara emosional nggak akan bikin kamu merasa bersalah cuma karena kamu jujur sama kebutuhanmu sendiri.

Akhirnya, kita semua perlu paham satu hal: hidup ini bukan soal nyenengin semua orang. Karena sebanyak apapun usaha kamu, selalu aja ada yang nggak puas. Tapi kamu bisa mulai nyenengin satu orang penting: diri kamu sendiri. Bukan berarti jadi individualis, tapi karena kamu juga manusia---yang punya batas, punya rasa lelah, dan punya hak untuk nggak selalu 'baik-baik aja.'

Jadi, lain kali kalau kamu mulai ngerasa terjebak di situasi "nggak enakan", coba tarik napas, cek hatimu sendiri, dan tanya: "Aku beneran mau? Atau ini cuma karena takut dianggap nggak baik?" Kalau jawabannya yang kedua, mungkin ini saatnya kamu bilang, dengan tenang dan sopan: "Maaf ya, aku nggak bisa."

Bilang "nggak" bukan akhir dari dunia. Justru itu awal dari hidup yang lebih sehat buat diri kamu sendiri dan hubungan kamu sama orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun