Mohon tunggu...
Viola Wahyuni
Viola Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semua butuh proses

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengetahui tentang Perkembangan Moral Anak Usia Dini

25 Oktober 2021   09:28 Diperbarui: 25 Oktober 2021   09:39 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Piaget (1965) membagi perkembangan moral dalam tiga tahap yaitu premoral, moral realism, moral relativisme. 

Menurut Black, puckett dan Bell (1992) anak usia dibawah enak tahun masih dalam tahap pramoral karena keterbatasan pemahamannya terhadap aturan yang berlaku (suyanto, 2005).Piaget memfokuskan diri pada aspek cara berfikir anak tentang isu-isu moral. Cara yang dilakukannya adalah mengamati dan mewawancarai kelompok anak usia 4-12 tahun yang terlibat dalam suatu permainan. Ia mempelajari bagaimana anak itu menggunakan dan memandang aturan yang ada dalam permainan tersebut. Pertanyaan yang diajukan kepada mereka berkisar tentang iszu moral, seperti pencurian, berbohong, hukuman dan keadilan.

Melalui pendekatan perkembangan kognitif, seperti halnya yang dilakukan piaget mengembangkan teori perkembangan penalaran moral.Usia dini merupakan masa keemas an (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Masa ini sekaligus merupakan masa yang kritis dalam perkembangan anak. Jika pada masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam hal Pendidikan, perawatan, pengasuhan dan layanan Kesehatan serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pengertian moral menurut K.Prent (Soenarjati, 1989:25) berasal dari Bahasa latin mores, dari suku kata mos yang artinya adat istiadat, kelakuan, watak, tabiat dan akhlak. Dalam perkembangannya moral dapat diartikan sebagai kebiasan dalam bertingkah laku yang baik, yang Susila. Dari pengertian tersebut dinyatakan bahwa moral adalah berkenaan dengan kesusilaan.

Dalam pelaksaan penanaman nilai moral pada anak usia dini banyak metode yang dapat digunakan oleh guru atau pendidik. 

Metode dalam penanaman nilai moral kepada anak usia diingatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain bersajak dan karya wisata. Masing-masing metode mempunyai kelemahan dan kelebihan. Penggunaan salah satu metode penanaman nilai moral yang dipilih tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah atau kemaMpuan seorang guru dalam penerapannya.

Pendidikan agama dalam perspektif

pengembangan nilai moral anak

Dari segi etimologi, moral berasal dari kata latin yang berarti dapat kebiasaan atau  cara hidup, sedangkan nilai dari kata value yang berarti harga. Nilai inilah yang dikatakan sebagai suatu keyakinan yang mendorong seseorang un tuk bertindak atas dasar pilihannya. Moral thought yaitu bagaimana remaja berfikir tentang standart benar dan salah. Piaget mengatakan bahwa anak berfikir dengan 2 cara yang berkaitan dengan moral, tergantung pada kematangan perkembangannya.

Mengingat pentingnya penanaman moral bagi peserta didik, ada beberapa usulan agenda Pendidikan bermuatan moral yang harus segera direalisasikan. Pendidikan harus berdasarkan nilai-nilai gama, budaya, dan adat istiadat bangsa yang bernilai luhur. Nilai ini ditanamkan kedalam diri peserta didik harus seacara komprehensif dan melekat dalam setiap mata pelajaran. 

Dalam setiap mata pelajaran seharusnya ada pesan nilai dan moral tersebut untuk kemudian dihayati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam selalu mendorong umatnya untuk mengguanakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dapat menyelamati hakikat alam. 

Islam mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan Pendidikan. Karena menurut ajaran islam, pendidikian adalah merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun Pendidikan agama yang diajarkan disekolah hendaknya tidak hanya berupa pemberian pengetahuan agama. Akan tetapi lebih luas daripada itu yaitu mengunggah perasaan anak, sehingga nilai-nilai agama akan lebih bertanam dan dihayati oleh anak didik.

Kurikulum pendidikan yang berkarakter

Pada saat ini yang diperlukan sekarang yaitu Pendidikan yang berkarakter, dalam artian itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik. 

Perbaikan kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri. Bahwa suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus menerus dilakukan peningkatan dengan mengadopsi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik. Pendidikan karakter bukan hal yang baru. Penanaman nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang yang berlangsung sejak dulu.

Penanaman nilai ini dimasukkan dedalam rencana pelaksaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar. Setiap mata pelajaran emmpunyai nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mata pelajaran yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun