Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Humanisasi Teknologi: Analisis atas Pabrik dalam Perspektif Habermas

1 Maret 2023   19:35 Diperbarui: 1 Maret 2023   19:36 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221116210428-92-874793/pengusaha-nilai-ada-salah-pemahaman-soal-relokasi-pabrik

Sebagai seorang penerus teori kritis, Habermas merancang pemikiran yang memberikan perhatian pada teknologi. Pemikiran ini disebut "logika interaksi". Logika  interaksi dikatakan bahwa, kepentingan melekat bukan pada penguasa, melainkan pada saling pengertian atau komunikasi. Inti dialog ini ialah dialog yang berlangsung berdasarkan pengakuan satu sama lain antara orang-orang yang mengambil bagian dalam bagian tersebut, di mana diusahakan untuk menaklukkan kemungkinan-kemungkinan teknologis pada humanitas. 

Model interaksi ini menentukan pengertian Habermas tentang politik. Tugas politik adalah menjamin terwujudnya suatu ruang lingkup bebas-penguasaan (herrschaftsfrei) yang serasi bagi diskusi di mana setiap orang mengakui yang lain dan mencari dasar saling pengertian dalam kebebasan dan persamaan mereka bersama. Diskusi dialogis dan bebas-penguasaan ini dianggap Habermas juga sebagai ruang lingkup di mana orang harus mencari kesepakatan tentang tujuan-tujuan yang dapat diakui semua sebagai tujuan-tujuan untuk mewujudkan humanitas.

Dalam lingkup ilmu pengetahuan, Habermas mengemukakan, bahwa ilmu pengetahuan itu tidak dapat lepas dari kepentingan. Pengetahuan malah hanya mungkin sebagai perwujudan kebutuhan manusia yang terungkap dalam suatu kepentingan yang fundamental. Jadi, ilmu pengetahuan bukan saja tidak dapat bebas dari nilai, melainkan harus menjadi medium kepentingan.

Berkaitan dengan humanisme, berarti kita berbicara mengenai moral yang memungkinkan suatu tindakan dinilai manusiawi atau tidak. Berikut ini kutipan dari tulisan Habermas, yakni "Etika Diskursus", yang menjelaskan tentang prinsip moral:

"...intuisi yang terungkap dalam gagasan bahwa prinsip-prinsip harus dapat diuniversalisasikan mengatakan lebih: norma-norma sah mesti berhak diakui oleh semua orang yang terlibat....sebuah titik tolak hanya boleh dianggap tidak berpihak apabila titik tolak itu menjamin bahwa norma-norma yang dapat diuniversalisasikan hanyalah norma-norma yang dapat diharapkan akan disetujui umum karena kelihatan sesuai dengan kepentingan bersama semua pihak yang bersangkutan -- dan karena itu pantas diberi pengakuan intersubjektif...."

Habermas tidak memberikan nilai moral yang secara definitif atau partikular, misalnya: keadilan, kejujuran dan lain-lain. Tetapi ia memberikan metode untuk mengkritisi suatu nilai moral yang sudah ada di dalam masyrakat.

 

Penilaian Atas Pabrik 

Suatu teknologi itu tidak bebas nilai dan selalu dibarengi dengan kepentingan. Begitu pula dengan fenomena pabrik di atas, pasti ada kepentingan di balik keberadaan pabrik tersebut. Kita dapat menerka, bahwa kepentingan-kepentingan itu ialah kepentingan dari perusahaan yang mengelola, berkaitan dengan laba. Selain itu, ada juga kepentingan dari masyrakat, yakni kebutuhan akan barang-barang produksi yang mereka perlukan sehari-hari. Berbagai kepentingan dapat diungkapkan dari fenomena pabrik ini.

Menurut Habermas, kepentingan dari suatu teknologi tidak boleh berasal dari kepentingan penguasa. Dalam hal ini, pengelolaan pabrik tidak boleh semata-mata menjadi perwujudan dari kepentingan perusahaan dan pemerintah. Namun, harus juga memperhatikan kepentingan dari masyarakat. Kepentingan masyarakat pun jangan hanya dilihat dari pihak konsumen yang membutuhkan produk tersebut, tetapi juga orang-orang sekitar yang berada di pemukiman industri. Para warga ini juga mempunyai kepentingan, misalnya: mereka membutuhkan udara yang segar, air yang bersih untuk kehidupan mereka sehari-hari.

Dari segi kepentingan, pabrik telah melanggar kepentingan orang lain. Bahkan kepentingan yang fundamental, yakni hak untuk hidup, yang tercermin dari hak akan hidup yang sehat (bebas dari penyakit). Demikian juga dari segi moral, pabrik sebagai bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bebas nilai. Dalam hal ini, pabrik dapat dinilai secara moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun