Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Non Scholae Sed Vitae Discimus

7 Maret 2023   10:19 Diperbarui: 7 Maret 2023   10:27 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi dunia pendidikan formal sebagaimana dikutip dari beberapa pendapat para ahli di media sosial bahwa jam belajar bagi peserta didik adalah mulai jam 9  (+- jam 9 sesuai dengan kesiapan otak pada umumnya), karena belajar adalah kerja mayor otak dan didukung kesiapan fisik dan mental.

Intensi dan harapan di atas jika diperhadapkan dengan kebijakan sekolah jam 5 pagi di era teknologi dan globalisasi ini maka benturan besar akan terjadi di segala aspek kehidupan, baik dalam keluarga, lingkungan sosial, lingkungan sekolah, konteks situasional maupun kesiapan otak untuk KBM atau proses pembelajaran.

Tambahan lagi tidak didukung fakta perilaku di lapangan, karena dinamika kehidupan keluarga-keluarga berubah dari kehidupan biasa sebelumnya. Ada aneka perubahan besar di situasi sekarang ini bahkan ke depan.

Waktu mereka banyak disita untuk mengimbangi tuntutan kebutuhan dasar hidup dan keinginan zaman dari pada meluangkan waktu untuk mendampingi belajar anak di jam 5 pagi di sekolah. Tambahan lagi membangun karakter anak-anak di zaman milenial untuk "belajar", bukan perjuangan mudah. 

Dokpri. Peserta didik butuh juga pendampingan.
Dokpri. Peserta didik butuh juga pendampingan.

Tentang "kehidupan keluarga-keluarga," menurut Danim (2010) dalam bukunya Profesi Kependidikan, Penerbit Alfabeta; Bandung, tidak beda dengan "kehidupan sebagian besar manusia era milenium ketiga yang tergolong dalam kelompok the losers, yang kesehariannya dibelenggu oleh pergulatan untuk memenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, papan, layanan kesehatan dan juga rekreasi, termasuk pendidikan".

Bagi orang tua yang tinggi mobilitas (high speed mobilization) kerjanya; sibuk dan padat, mengutamakan prestise dan prestasi, lebih  mudah memberi fasilitas material, termasuk sejumlah uang kepada anak-anak mereka daripada meluangkan waktu untuk berbincang mengenai nilai dan mebimbing mereka belajar.

Fakta lainnya, paham modernisme, globalisme dan kemjuan teknologi di bidang komunikasi telah menghadirkan juga tantangan tersendiri yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun termasuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan pendidikan .

Tatanan peradaban baru dengan tawaran aneka nilai baru dan kemudahan-kemudahan, apabila salah disikapi, dapat dan mudah menjerumuskan individu-individu ke dalam forma sikap hidup yang selalu menuntut kepraktisan, kesenangan belaka (hedonisme), dan serba "instan", dalam arti sikap yang menggampangkan diri meraih tujuan/ hasil atau sikap tidak suka proses.

Prinsip hidup "tidak suka proses" dan peri laku "harap gampang" menjadi trend dan terus mewabah menjadi life style saat ini di kalangan remaja yang dirajut dalam konsep "waktu berubah dan zaman berganti," dan manusia berubah di dalamnya.

Lalu bagaimana caranya supaya membangunkan mereka sebelum jam 5 dan mempersiapkan mereka untuk KBM di sekolah pada  jam 5. Resiko apa yang akan terjadi dan diterima tatkalah otak anak-anak kita masih tidur dan belum siap untuk proses pembelajaran di jam itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun