Mohon tunggu...
Kevin William
Kevin William Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Football Enthusiast

Menimba ilmu hingga sejenius Guardiola, sambil memahat kata seindah Peter Drury.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hansi Flick Stay! Asal...

2 Desember 2022   19:55 Diperbarui: 3 Desember 2022   14:32 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posisi Hansi Flick sebagai pelatih Der Panzer terancam setelah gagal menembus babak 16 besar. (sumber gambar: Daily Express)

Selain itu, Musiala yang diplot sebagai sayap kiri menggantikan peran Sane juga tidak efektif. Walau bermain cukup baik, kekuatan utamanya justru tidak keluar di posisi ini, yaitu membuat peluang. Musiala harus berada di sekitar kawan-kawannya di lini depan untuk dapat menciptakan peluang, yang baru terlihat setelah Fullkrug masuk dan posisinya digeser ke tengah pada babak kedua.

Absennya Sane di 2 laga pertama memang menjadi kerugian besar untuk Jerman. Namun, menurunkan pemain yang dapat menggantikannya sebetulnya tidak begitu sulit, daripada memaksakan memainkan Musiala di sayap kiri. Di bangku cadangan, ada Kai Havertz yang bisa dicoba di sayap kiri. Havertz yang sering dipasang sebagai striker memiliki naluri killer, walaupun tidak setajam Sane. Selain itu, Julian Brandt juga bisa bermain di posisi ini. Bedanya, Brandt adalah tipe pemain kreator.

Improvisasi Lini Belakang

Di Piala Dunia, Jerman tak pernah sekali pun mencatatkan clean sheet. Dari 3 laga, Neuer telah kemasukan total 5 gol, yang berarti rata-rata 1.6 gol di setiap pertandingan. Dari poin pertama di atas dapat dilihat bahwa masalah utama timnas Jerman berada di lini belakang. Hansi Flick harus cepat-cepat membenahi sektor tersebut menjelang kompetisi mereka selanjutnya.

Duet Rüdiger dan Süle di bek tengah mungkin masih jadi opsi terbaik yang dimiliki Flick dari daftar pemain yang dipanggil. Namun, ia melewatkan nama Mats Hummels yang pernah merasakan juara dunia di tahun 2014. Padahal, penampilan Hummels bersama Dortmund di musim ini sedang dalam performa puncak. Jika Hummels dapat mempertahankan performanya dan masih sanggup bermain hingga setidaknya 2 tahun lagi, namanya wajib dipanggil dalam kompetisi Euro 2024.

Harapan terbesar bagi timnas Jerman untuk Piala Dunia selanjutnya berada di bek muda mereka, seperti Schlotterbeck (23) dan Bella-Kotchap (20), yang diharapkan mampu berkembang secara permainan dalam waktu 4 tahun kedepan. Mereka berdua diharapkan kelak dapat menggantikan duet Rdiger dan Sle yang usianya tak muda lagi.

Sebagus-bagusnya Süle atau Kehrer bermain di bek kanan, Kimmich masih jauh lebih bagus dibanding mereka. Di kondisi saat ini, posisi terbaik Kimmich di timnas adalah di bek kanan. Klostermann dapat dipasang di posisi tersebut jika Kimmich dibutuhkan di lini tengah.

Pasang Striker Murni

Jerman yang dikenal dengan kualitas ofensifnya tidak pernah kesulitan dalam membangun serangan. Namun sejak ditinggal Miroslav Klose setelah Piala Dunia 2014 silam, Jerman kehilangan sosok killer di lini depan. Tanpa striker murni, peluang-peluang yang diciptakan Musiala akan terbuang percuma.

Thomas Müller yang seringkali dipasang sebagai pemain nomor sembilan dari era Joachim Löw terbukti tidak bisa jadi solusi atas masalah ini. Mller yang bukan striker murni hanya bagus untuk menjalankan aliran bola, tapi tidak dalam urusan mencetak gol.

Sosok striker murni ini baru ditemukan lagi dalam striker Werder Bremen, Niclas Füllkrug, yang saat ini menjadi pencetak gol terbanyak kedua di Bundesliga. Füllkrug yang dibawa Hansi Flick ke Qatar menjadi nafas baru bagi lini serang Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun