Itu baru di rumah, lain lagi ketika di sekolah atau di tempat lain. Saya bisa tidur pada jam pelajaran yang kala itu sekitar 45 menit, full. Apalagi kalau tidak ada guru. Jikalau ditotal-total 14-15 Jam saya bisa tidur dalam sehari. Bahkan saya bisa tidur di mana saja.Â
Alasan saya untuk tidur hanyalah satu, saya muak dengan dunia yang saya jalani kala itu dan lebih baik kalau saya tidak mendengar atau melihat apa-apa tentang dunia. Tentu saja, makin banyak tidur, makin malaslah saya bergerak.Â
2. Perihal makan
Meskipun ketika stress makan saya cenderung sedikit, namun konsumsi gula saya meningkat tajam. Ketika saya pusing berada di sekolah, hal yang selalu saya makan adalah permen.Â
Terkadang saya diam-diam memakan permen tersebut di kelas, atau bahkan di toilet sekolah sembari memejamkan mata dan terdiam. Mengapa harus gula?Â
Gula seperti doping bagi saya. Sesaat setelah saya makan permen, energi saya memuncak. Saya on fire, tetapi tidak lama saya pun menjadi pusing kembali dan ya paling saya tertidur.Â
Hal ini dikombinasikan dengan hal yang pertama maka menjadi sebuah tonjokkan hebat. Gula yang masuk tidak sesuai dengan gula yang dibakar. Malah kebanyakan disimpan dalam bentuk lemak ketika saya tertidur.Â
3. Perihal Olahraga
Pernahkah anda berpikir bagaimana caranya saya berolahraga jikalau hampir 15 jam saya bisa tertidur di manapun saya berada? Nah, kalau anda tidak terpikirkan, maka saya pun sama. Ya, stress membuat saya meninggalkan hal yang paling saya cintai yaitu Badminton dan Musik. Namun, yang terparah adalah Badminton.Â
Olahraga yang biasanya saya lakukan ketika kamis malam tersebut, saya tidak lakukan selama kurang lebih 2 tahun. Saya hanya memainkan olahraga itu pada saat akhir tahun atau ketika disuruh oleh guru Penjaskes untuk bermain badminton.Â
Selebihnya? Tidak pernah. Bahkan saya benar-benar menjadi pemalas. Meskipun bel sudah berbunyi kala itu, saya malah memilih berjalan santai menuju kelas dibandingkan saya harus berlarian.Â