Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Setahun Corona, Refleksi Kita Bersama

3 Maret 2021   16:50 Diperbarui: 3 Maret 2021   17:13 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Semakin rusak alam kita, maka akan semakin cepat suatu mahluk hidup bermutasi. Sehingga, dapat kita lihat sekarang bahwa Covid-19 ini pula telah bermutasi menjadi berbagai strain yang berbeda-beda jenisnya. Hal ini merupakan suatu bukti konkret yang bisa kita lihat dalam kehidupan saat ini. Jikalau hal ini dibiarkan, di masa depan, bukan tidak mungkin akan ada penyakit-penyakit aneh yang bermutasi dan menjangkiti manusia dengan kadar yang lebih lagi.

Oleh sebab itu, nyatalah bahwa kita seharusnya bisa memulai pemikiran serta tindakan untuk menyelamatkan alam ini. Tidakkah anda kangen dengan warna langit yang begitu cerah di awal-awal masa PSBB ? Serta tidakkah anda kangen dengan betapa enaknya udara saat masa-masa awal PSBB? 

Bahkan, di belahan dunia lain pun, lockdown menimbulkan dampak yang baik bagi alam dan hal ini mungkin untuk dilestarikan. Kita bisa menjalankan ekonomi berbasis ekologi yang tidak merusak alam dan ramah terhadap lingkungan. Memang lebih mahal secara biaya, tetapi jikalau kita tidak memulainya sekarang, kapan kita akan memulai?

Jangan sampai alam ini terlalu rusak, barulah anda mulai berpikir untuk merawat alam ini supaya jauh lebih lestari. Mulailah mengurangi kantong plastik, kurangilah penggunaan kendaraan bermotor dan beralihlah ke sepeda untuk jarak dekat. Mulailah berpikir untuk 5, 10, bahkan 50 tahun ke depan. Apa yang akan anda wariskan kepada penerus bumi selanjutnya? Apakah anda akan tega jikalau mereka mendapatkan penyakit aneh seperti Covid-19 ini? Tidak kan?!

2. Edukasi Kesehatan

Pemerintah kita, Indonesia, pada awal pandemi melakukan berbagai hal yang sangat-sangat tidak professional. Mulai dari melakukan pembiaran serta terbilang masa bodo dengan Covid-19 dengan membuka pariwisata. Serta pemerintah Indonesia pun melakukan berbagai blunder seperti menghilangnya Menkes Terawan dan terkesan menutupi adanya penyakit ini. Serta pemerintah pun secara kebijakan terkesan sangat tidak tegas mengenai Covid-19 dengan alasan ekonomi.

Padahal, jikalau kita melihat ke belakang, pemerintah jauh lebih merugi dan jauh lebih banyak mengeluarkan duit karena membiarkan Covid-19 masuk Indonesia dengan membuka penerbangan dibandingkan dengan tidak membukanya sama sekali. Pemerintah Indonesia juga berkali-kali mengalami kecolongan, hingga akhirnya menurut penuturan dari Menkes Budi Gunadi, terdapat perbedaan data antara yang terjadi di masyarakat dengan yang terdapat dalam database pemerintah. 

Apa yang menyebabkan hal ini? 

Tidak lain dan tidak bukan adalah kurangnya literasi mengenai kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah kita dan juga oleh penduduk kita. Masyarakat kita masih banyak yang tidak memercayai dunia kesehatan modern karena dibodoh-bodohi dengan metode pengobatan tradisional, alternatif, dan pengobatan berbasis mistis. 

Sebagai contoh, pemerintah di awal-awal pandemi, seringkali berkata bahwa Corona adalah penyakit yang tidak mungkin menjangkiti kita karena kita suka nasi kucing dan biasa dengan masuk angin. Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi pemerintah maupun masyarakat memang sangat minim literasi terhadap isu kesehatan yang sedang bergulir di masyarakat.

Bahkan pada awal-awal covid ada di Indonesia, kesadaran masyarakat untuk bermasker dan mencuci tangan sangatlah kurang. Hal ini diperparah dengan banyaknya pendeta-pendeta serta ustadz-ustadz bahkan public figure yang memberikan misinformasi terhadap virus corona ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun