Mohon tunggu...
Vincentius Lionel Justin
Vincentius Lionel Justin Mohon Tunggu... SMA Kanisius Jakarta

Mencoba mewujudkan pondasi nalar yang kritis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menghadapi Rintangan Guna Meraih Panorama Nirmala

30 Juli 2025   19:25 Diperbarui: 27 Agustus 2025   07:58 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berangkat dari sanalah, aku meyakinkan diri untuk melanjutkan ekspedisi menuju Gunung Gede dalam kondisi kelelahan. Di tengah kesepian dan dinginnya hawa di malam hari, aku berangkat menuju stasiun. Aku disambut dengan teman-teman kala itu. Tercipta kedekatan dan kebersamaan. Membuat diriku hangat kembali seakan semangat solidaritas  memancarkan api dan selimut persahabatan melapisi tubuh. 

Hujan deras tidak menghambat kami untuk melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Ya, sejak awal kami tahu atas resiko yang akan terjadi di atas. Kami tetap keras kepala melanjutkan pendakian dalam suasana gelap nan dingin. Semua perasaan takut, khawatir, dan cemas muncul. Namun, perasaan tersebut kian menghilang di saat kami sampai di pos pertama dan berdoa.

Kami yakin dan percaya tiada perjalanan yang mustahil untuk dituntaskan.

Kami tahu bahwa Tuhan yang menuntun kami sampai di sini. Kami tahu bahwa Ia pula yang berkuasa atas hidup dan mati. Kami tahu atas dua dasar itu, Dia tidak akan meninggalkan kami. Oleh karena itu, kami yakin dan percaya tiada perjalanan yang mustahil untuk dituntaskan.

Selama hampir empat jam, kami mendaki dan tibalah di puncak. Tinggal 5 meter lagi melangkah dan kini sudah sampai di tugu Puncak Gunung Gede. Di sanalah terlihat pemandangan yang begitu indah. Pemandangan yang istimewa dan tidak pernah tersedia di kota-kota. 

Langkah kecil disertai keraguan, gemetar kaki di setiap tanjakan, dan nyala ambisi yang sempat padam kala pendakian terbayar dengan keindahan nirmala.

Teman-temanku adalah supporter sejati. Pendukung ketika aku ada di puncak maupun lembah.

Puncak Gunung Gede bagai dewa suci bijaksana yang mengajarkanku lebih dalam arti perjuangan dan persahabatan. Ia yang mengajarkanku untuk bersabar dan mengutamakan solidaritas. Sebab seseorang pernah berkata, "Jika engkau ingin berjalan cepat, berjalanlah sendiri, tetapi jika ingin berjalan jauh, jalanlah bersama". 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun