Mohon tunggu...
Vincensia Prima P.
Vincensia Prima P. Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis adalah media katarsis terbaik

Seorang manusia yang terlahir dari rahim ibu yang mulia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Enrich Not Exploit (It’s in our hand): Strategi Baru The Body Shop dalam Mengampanyekan Lingkungan

20 April 2016   10:02 Diperbarui: 20 April 2016   10:32 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, banyak dibidik oleh pelaku industri kosmetik sebagai lahan dalam mengumpulkan pundi-pundi keuntungan. Kementrian Perindustrian Indonesia mengambil riset Indonesia Finance Today (2012) mencatat terjadi peningkatan penjualan kosmetik sebesar 14%, dari Rp 8,5 triliun menjadi Rp 9,76 triliun pada tahun 2012. Peningkatan ini didukung oleh banyaknya tingkat permintaan kosmetik, khususnya dari konsumen kelas menengah. Selain itu, kosmetik yang sebelumnya diperuntukkan hanya untuk perempuan, kini menjadi trend di kalangan laki-laki. Data terbaru di tahun 2015 dalam industri kosmetik yang berhasil dihimpun oleh Kementrian Perindustrian Indonesia, menampilkan bahwa terdapat beberapa komoditi yang terus-menerus diimpor ke Indonesia. Komoditi tersebut berupa parfum, kosmetik, produk-produk perawatan kecantikan, krim perontok bulu, kuas kosmetik, spons bedak dan segala macam produk kecantikan lainnya (Kemenperin.go.id, 2015).

Persaingan ketat di sektor industri kosmetik dunia, khususnya di Indonesia menuntut setiap perusahaan yang berkecimpung dalam dunia ini melakukan inovasi untuk memasarkan produknya. Salah satu cara yang dilakukan beberapa perusahaan kosmetik adalah dengan memunculkan gerakan hijau. Gerakan hijau ditempuh sebagai cara perusahaan merangkul konsumen untuk bersama-sama mewujudkan kesadaran terhadap isu lingkungan yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kehidupan manusia, dan bersama-sama membentuk dunia yang lebih baik lagi. Perusahaan dapat menempatkan isu-isu lingkungan sebagai salah satu strategi pemasaran atau yang biasa disebut green marketing.

Enrich Not Exploit: Implementasi Green Marketing dalam Industri Kosmetik

Salah satu brand kosmetik yang gencar mengampanyekan isu sosial dan lingkungan adalah The Body Shop. Dikutip dari thebodyshop.com (2015), perusahaan kosmetik berskala internasional ini didirikan oleh Dame Anita Lucia Roddick pada tahun 1976. Wanita yang lahir di Littlehampton, Inggris pada tahun 1942, pertama kali membuka toko Body Shop di halaman belakang rumahnya, di Brighton. Toko pertamanya sangatlah sederhana, kental dengan nuansa alam yang ditunjukkan dari penempatan tanaman hijau di setiap sudut toko. Untuk mengemas seluruh produk kosmetiknya, dari awal berdiri Body Shop hingga saat ini, Anita menerapkan penggunaan wadah daur ulang dengan tujuan mengurangi limbah sampah pada produk-produknya. Tidak butuh waktu yang lama bagi Anita untuk mengembangkan toko waralabanya. Dua tahun kemudian, dibuka gerai The Body Shop pertama, yang berada di Brussels, Belgia. Sejak saat itu, perusahaan Anita tersebar ke berbagai daerah di 65 negara dengan total toko pada tahun 2015 sebanyak 3.102 toko (Loreal-finance.com, 2015).

Setelah sukses menjalankan bisnisnya, Anita yang sejak kecil didik dengan jiwa sosial tinggi, menjalankan bisnisnya dengan tidak terlepas dari isu-isu kemanusiaan, sosial dan lingkungan. Hal inilah yang kemudian menjadi slogan The Body Shop, “We believe business can be both profitable and responsible”. Selama perjalanan karier bisnisnya, Anita telah melakukan berbagai macam kampanye, mulai dari kampanye “Save The Whale” pada tahun 1986 yang bekerjasama dengan Greenpeace. Setahun kemudian, The Body Shop mulai menjalankan program Community Trade dengan membeli hasil karya masyarakat India Selatan dan membayarnya sesuai upah yang adil baik bagi produsen maupun konsumen. Masih di tahun 1986, Community Trade pertama The Body Shop adalah produk relaksasi kaki yang diproduksi oleh Teddy Exports di India. Sejak saat itu, The Body Shop berkomitmen untuk terus memasok bahan-bahan industri kosmetiknya dari produsen-produsen kecil, pekerja perempuan dan kaum difabel di berbagai negara, dengan menerapkan sistem fair payments dan fair price.

Memasuki usianya yang ke-40 di tahun 2016 ini, The Body Shop mengubah nilai-nilai lamanya, yakni Against Animal Testing, Activate Self Esteem, Defend Human Rights, Protect Our Planet dan Support Community Trade menjadi sebuah komitmen global yang lebih kuat lagi, yaitu Enrich Not Exploit (It’s in our hand). Komitmen global yang diusung The Body Shop pada 2016 ini diartikulasikan ke dalam 14 program yang akan dijalankan. 14 program ini merupakan bagian dari 3 pilar komitmen Enrich Not Exploit (It’s in our hand), yakni:

1.      Enrich Our People

The Body Shop berkomitmen untuk menyingkirkan stereotip dalam dunia kecantikan, merayakan keberagaman manusia dan membayar harga yang adil untuk rekan komunitas pemasoknya danberusaha semaksimal mungkin untuk selalu mendukung pekerja The Body Shop tumbuh selayaknya seorang manusia.

2.      Enrich Our Products

The Body Shop berkomitmen untuk selalu memberikan manfaat di dalam produk-produknya, memperkaya dan menutrisi tanpa memberikan janji yang menyesatkan. Produk The Body Shop terinspirasi dari keanekaragaman hayati dan kebudayaan masyarakat di seluruh dunia.

3.      Enrich Our Planet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun